sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Siber Polri cari penyebar konten provokasi mahasiswa Papua

Diduga banyak konten hoaks terkait penangkapan mahasiswa asal Papua di Surabaya yang memicu kerusuhan di Monokwari.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Senin, 19 Agst 2019 13:26 WIB
 Siber Polri cari penyebar konten provokasi mahasiswa Papua

Polri menduga kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat karena penyebaran konten yang mengandung provokasi di media sosial terkait pengepungan dan penjemputan mahasiswa Papua di asrama, Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur.

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri pun melakukan profiling akun media sosial yang menyebarkan konten diduga hoaks terkait penangkapan mahasiswa asal Papua di Surabaya. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, telah memastikan sejumlah informasi hoaks terkait pengamanan mahasiswa Papua di Surabaya. Ada dua konten yang telah dinyatakan hoaks oleh Polri.

“Akun yang menyebarkan konten tersebut, dari jajaran langsung melakukan profiling sekaligus mengecek pemilik akun tersebut,” kata Dedi di Humas Mabes Polri, Senin (19/8).

Menurut Dedi, terdapat konten dengan narasi adanya satu mahasiswa Papua yang meninggal akibat dijemput paksa oleh polisi. Lalu ada juga konten hoaks yang menyebutkan seluruh mahasiswa tersebut ditahan.

“Ada akun yang menyebarkan video dengan narasi satu orang meninggal dunia. Padahal kemarin hanya diamankan untuk tidak terjadi gesekan atas peristiwa kemarin,” ucap Dedi.

Polri pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi. Bahkan Dedi menegaskan dalam pengamanan di Surabaya kemarin tidak ada perbuatan rasialisme oleh aparat keamanan.

Terkait dengan adanya tindakan rasialisme, yakni ucapan penyebutan monyet terhadap mahasiswa Papua, Dedi menuturkan pihaknya juga akan mendalami hal tersebut. Namun menurut Dedi, penyebaran konten di media sosial akan lebih dulu ditangani.

Sponsored

“Ya, itu akan kami dalami juga. Nanti kami analisis sosok yang bicara pada video itu. Sekarang kami dalami dulu penyebar konten provokatifnya,” ujar Dedi.
 

Berita Lainnya
×
tekid