sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

KNKT akan simulasi karamnya kapal Multi Prima

Simulasi karamnya kapal Multi Prima I akan dilakukan di ITB atau ITS, dengan melibatkan pakar dari dua institusi tersebut.

Soraya Novika
Soraya Novika Kamis, 20 Des 2018 15:47 WIB
KNKT akan simulasi karamnya kapal Multi Prima

Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) menyatakan hingga saat ini, masih melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab karamnya kapal Kargo KM Multi Prima 1. Kapal tujuan Surabaya-Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu karam di Selat Bali pada Kamis (22/11) 

"Hingga detik ini tim investigasi masih melakukan pendalaman terkait penyebab tenggelamnnya KM Multi Prima 1 di perairan Selat Bali. Data yang sudah terkumpul sedang kita analisa lebih dalam," kata investigator KNKT, Bambang Irawan, di Aula KNKT, Jakarta Pusat, Kamis (20/12).

Menurutnya, KNKT menggandeng pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Surabaya (ITS), untuk menguatkan analisa terhadap data-data yang sudah diperoleh. Tim juga akan melakukan simulasi karamnya kapal, agar peristiwa itu menjadi lebih terang.

"Kita juga akan simulasikan di ITB atau di ITS bagaimana kapal ini bisa terbalik. Itu kan perlu disimulasikan, berapa muatan yang diangkut, kapasitasnya berapa, itu juga yang masih perlu kita pelajari," katanya.

Bambang membantah spekulasi yang menyebut kemungkinan lambung kapal mengalami kebocoran sebelum melakukan pelayaran. Dia memastikan, kemungkinan tersebut tak sesuai dengan fakta yang ditemukan, karena kondisi kapal tak mengalami kerusakan. 

Bambang menambahkan bahwa data yang dikumpulkan KNKT selama ini, berupa dokumen-dokumen yang diperoleh dari pelabuhan termasuk CCTV di sekitar pelabuhan, Vessel Traffic Service (VTS), data cuaca dari BMKG, hingga rekam jejak perawatan kapal dari perusahaan pelayaran kapal tersebut.

Meski tak mengalami kerusakan, Bambang menyebut kemungkinan bangkai kapal tetap dibiarkan berada di dasar laut. Ini disebabkan keberadaan kapal tersebut tidak mengganggu alur pelayaran.

"Jadi tidak ada kewajiban untuk diangkat, kecuali mengganggu alur pelayaran, baru kita angkat," ujarnya.

Sponsored

Kapal yang tenggelam di perairan Kapoposang Bali ini dilaporkan membawa 14 anak buah kapal (ABK), yang ikut tenggelam saat peristiwa nahas itu terjadi. Dari keseluruhan, baru delapan ABK yang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.

Adapun keenam ABK lainnya dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian. Mereka adalah Syamsul Salda (38), Pande (67), Sutrisno (57), Sonny Kancil (41), Philipus Bay (43), dan Trasius alias Joi (35), yang merupakan nakhoda kapal.

Meski demikian, Bambang optimis keenam ABK tersebut bisa ditemukan dalam kondisi selamat.

"Meskipun kemungkinannya kecil, bisa saja para korban tersebut terdampar di pulau yang posisinya paling dekat dengan lokasi kejadian," ucapnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid