sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Survei ketahanan keluarga: 83,3% alami tekanan ekonomi

IPB melakukan survei ketahanan keluarga di masa pandemi Covid-19.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Jumat, 19 Jun 2020 15:57 WIB
Survei ketahanan keluarga: 83,3% alami tekanan ekonomi

Survei Institut Pertanian Bogor (IPB) tentang ketahanan keluarga di masa pandemi Covid-19 menyebut bahwa sebanyak 83,3% responden keluarga kelas menengah ke atas mengalami tekanan ekonomi. 

“Keluarga kelas menengah ke atas pun mengalami tekanan ekonomi. Jadi, bagaimana dengan keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 (KS-1)?,” kata Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia IPB, Euis Sunarti dalam diskusi virtual, Jumat (19/6).

Jika pandemi Covid-19 masih berlanjut, sambung dia, maka tekanan ekonomi terhadap keluarga menengah akan semakin tinggi. Jadi, bisa diprediksi bagaimana sulitnya keluarga menengah ke bawah bertahan di tengah terpaan pandemi Covid-19.

Dia juga memaparkan bahwa sebanyak 29,8% responden tidak memiliki rumah, 61,1% tidak memiliki tabungan yang cukup untuk 6 bulan kebutuhan keluarga, 32,7% anggota keluarga kena PHK, 35,4% kondisi pekerjaan tidak stabil dan 29,9% memiliki utang.

“Gambaran tersebut relatif sama menggambarkan kondisi keluarga yang terkena bencana (tsunami di Banten pada 2018 dan banjir bandang di Garut pada 2017). Saya bandingkan data ini dengan beberapa penelitian kebencanaan dan keluarga terdampak bencana. Sebelum bencana, hampir 100% tidak miskin, setelah bencana itu, 100% miskin dan 4-6 bulan bencana ternyata tidak bisa recovery (memulihkan) seperti sebelumnya,” paparya.

Menurut Euis, pemerintah perlu menyalurkan bantuan agar banyak keluarga tidak berlama-lama jatuh dalam jurang kemiskinan, bahkan bisa merembet ke berbagai aspek yang menyangkut kesejahteraan.

Survei daring IPB ini juga menyebut sebesar 23,4% responden mencari informasi bantuan pangan, 20,4% mengurangi porsi makan, 49,4% mengurangi konsumsi lauk, 59,7% membeli pangan yang harganya lebih murah, dan 77,5% menghemat pengeluaran untuk pangan keluarga.

“Ini kelompok yang (keluarga kelas) paling bawah pasti sudah menghemat pengeluaran untuk pangan keluarga. Dan kita menjadi tahu dampaknya terhadap status gizi. Kalau ada anak-anak balita, kita khawatirkan stunting yang sedang ditangani sekarang ini secara serius 30,8% bisa menjadi mandek atau meningkat,” tutur Euis.

Sponsored

Survei daring IPB ini berlangsung dua gelombang dengan responden laki-laki dan perempuan yang telah berkeluarga. Survei tahap pertama dilakukan pada 30 April-6 Mei 2020, sedangkan tahap kedua pada 6-16 Juni 2020.

Responden survei tahap pertama sebanyak 1.331 orang dengan komposisi 34,1% laki-laki dan 65,9% perempuan. Responden survei tahap kedua sebanyak 809 orang dengan komposisi 76,7% perempuan, 23,3 % laki-laki. 

Responden berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dengan persentase terbesar di pulau Jawa, khususnya wilayah Jabodetabek.

Responden survei daring mayoritas keluarga kelas menengah ke atas karena 83,3% lulusan perguruan tinggi. Bahkan, 73,1% di antaranya tergolong lulusan S1-S3.

Berita Lainnya
×
tekid