sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Survei LIPI: 8% responden anggap PSBB sukses

Pemerintah mengambil opsi PSBB untuk menangani pandemi.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Jumat, 12 Jun 2020 13:19 WIB
Survei LIPI: 8% responden anggap PSBB sukses

Sebanyak 69% dari 919 responden beranggapan, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berhasil menangani pandemi coronavirus baru (Covid-19) dan gagal di daerah lainnya. Sebesar 8% lainnya menilai, opsi karantina kesehatan itu sukses seutuhnya.

Mayoritas responden (64%), melansir situs web Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), berpendapat ketakberhasilan PSBB dipicu kurangnya partisipasi masyarakat. Disusul rendahnya penegakan hukum (52%).

"Kurangnya sosialisasi (30%) dan kurang jelasnya kegiatan apa saja yang dilakukan selama PSBB (29%)," demikian hasil survei ketahanan sosial masyarakat selama PSBB, Jumat (12/6).

Selain itu, responden juga beranggapan, PSBB berdampak negatif. Kian mahalnya biaya kebutuhan komunikasi dan internet (30,8%), berkurangnya layanan kesehatan (25,9%), kesulitan transportasi (21,0%), dan kesulitan memperoleh bahan makanan.

"Meskipun demikian, 57,5% responden mengatakan, bahwa pandemi Covid-19 juga memberikan dampak positif, yaitu semakin eratnya hubungan kekeluargaan," demikian hasil penelitian berikutnya.

Survei juga menyimpulkan, 40,3% responden khawatir proses pendidikan dan interaksi dengan sesama, baik tetangga maupun kerabat, terganggu saat PSBB. Disusul kecemasan tidak mampu membayar tagihan, sukar mencari nafkah, dan tak dapat memperoleh layanan kesehatan sebesar 30%.

Berikutnya, hanya 11,4% yang mengetahui bantuan sosial (bansos) pemerintah kepada masyarakat terdampak pandemi saat PSBB. Sayangnya, banyak kelompok berhak yang tak menerimanya padahal telah mendaftar (10,9%) dan tidak terdata (7,2%). Hanya 48,4% golongan responden yang tak termasuk penerima bansos.

Karenanya, cuma 43% responden yang mampu bertahan tanpa bantuan pemerintah. Sebagian besar tidak bisa bertahan tanpa bantuan pemerintah dengan waktu bervariasi, tidak cukup bahkan untuk hari ini 3%.

Sponsored

Di sisi lain, sebanyak 3,2% responden tetap berada di rumah saat daerahnya melaksanakan PSBB. Sebesar 82,5% lainnya keluar tempat tinggal untuk membeli keperluan penting.

"(Sebanyak) 10,6% keluar rumah untuk bekerja. Sementara sisanya melakukan aktivitas di luar rumah seperti sebelum pandemi," isi survei selanjutnya.

Sebanyak 50% responden yang tetap keluar rumah mengaku, tidak dapat meninggal pekerjaan. Sebesar 33,3% alasan lainnya karena merasa bukan bagian dari kelompok rentan.

Terdapat beberapa kelompok masyarakat yang rentan terinfeksi SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Lanjut usia (lansia), orang dengan riwayat penyakit tertentu, tenaga medis, anak-anak, dan perokok.

Sebanyak 59% responden menyebut tinggal bersama kelompok rentan. Terdiri dari 31% hidup serumah dengan anak-anak di bawah 10 tahun dan 28% satu atap bersama lansia. Sedangkan 36% lainnya sebaliknya, tidak serumah dengan kelompok rentan.

Kemudian, sebesar 71% responden mengaku rumah antarwarga di tempat tinggalnya berjarak dekat. Pun 65% tinggal seatap dengan 3-5 orang.

Untuk itu, pemerintah diminta melakukan beberapa hal. Memasifkan sosialisasi PSBB, memperbaiki pendataan penerima bansos berdasarkan data faktual, meningkatkan penyediaan sarana layanan dasar, memberikan sanksi bagi pelangar, meningkatkan partisipasi publik, dalam pelaksanaan PSBB, mendorong kegiatan ekonomi padat karya, serta memberikan insentif bagi warga untuk kegiatan produktif dan kreatif.

Survei dilaksanakan secara daring pada 3-12 Mei. Total valid responden sebanyak 919 orang di wilayah PSBB DKI Jakarta (34%), Jawa Barat (53%), dan Banten (13%). Jumlah responden laki-laki dan perempuan berimbang.

Seluruh responden berusia di atas 15 tahun dan didominasi kelompok berusia 35-39 tahun (19%). Sebanyak 67% berstatus bekerja dan sebanyak 79% di antaranya berstatus buruh/karyawan/pegawai.

Selain LIPI, survei juga melibatkan instansi lain, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Politeknik Statistika STIS, U-INSPIRE, serta Jurnalis Bencana dan Krisis Indonesia.

Berita Lainnya
×
tekid