sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Survei LSI: Jumlah masyarakat pro-Pancasila turun

Mayoritas yang menginginkan pemerintahan Indonesia berbasis agama meningkat 9% selama tiga belas tahun belakangan.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Selasa, 17 Jul 2018 17:38 WIB
Survei LSI: Jumlah masyarakat pro-Pancasila turun

Mayoritas yang menginginkan pemerintahan Indonesia berbasis agama meningkat 9% selama tiga belas tahun belakangan. Sementara sikap pro-Pancasila justru menurun 10%. Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis survei yang telah dilakukan sejak 2005 sampai 2018.

Dalam survei tahun 2005, sikap pro-Pancasila di masyarakat mencapai 85,2%, kemudian pada 2010 berubah menjadi 81,7%. Sementara hasil survei 2015 menunjukan hasil 79,4%, dan tahun ini angka terus terjun di 75,3%.

“Sekarang nilai-nilai Pancasila semakin luntur, semakin tidak terinternalisasi di masyarakat kita. Sehingga, ke depan perlu ada upaya-upaya menginternalisasi Pancasila ini,” ujar peneliti LSI Ardian Sopa, Selasa (17/7).

Dari survei yang dilakukan terhadap 1.200 responden di 34 provinsi dengan margin of error 2,9%, ada faktor yang menyebabkan turunnya sikap pro-Pancasila. Faktor tersebut terdiri dari pertumbuhan ekonomi yang menurut masyarakat terjadi kesenjangan di dalamnya. Kedua, masifnya paham alternatif di luar pancasila yang digerakan oleh kelompok-kelompok tertentu sebagai pembanding ideologi yang ada saat ini. Ketiga, faktor sosialisasi dari masyarakat yang masih minim.

Penurunan sikap pro-Pancasila sangat terasa di beberapa segmen, yaitu masyarakat yang berpenghasilan rendah, beragama islam, dan masyarakat berpendidikan. Kendati demikian, hasil survei LSI menunjukkan adanya peningkatan sikap pro NKRI.

“Di sisi lain, publik yang pro terhadap NKRI bersyariah mengalami kenaikan, dalam kurun waktu tiga belas tahun kenaikan 9%,” ujarnya.

Ia menjelaskan, masyarakat yang mendamba NKRI bersyariah, menginginkan pemerintahan yang kuat akan agama. Dalam hasil survei yang dilakukan LSI terlihat, masyarakat itu umumnya kontra terhadap terorisme.

“Meskipun dalam banyak hal pro-Pancasila dan pro-NKRI bersyariah berbeda, akan tetapi ketika memandang terorisme (pandangannya) sama,” paparnya.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid