sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Survei: Pengelolaan masjid tak penuhi harapan generasi milenial

Generasi milenial memiliki kebutuhan terhadap variasi kegiatan di masjid.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Jumat, 27 Jul 2018 17:10 WIB
Survei: Pengelolaan masjid tak penuhi harapan generasi milenial

Survei yang dilakukan Departemen Kaderisasi Pemuda dan Remaja Masjid Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) bekerjasama sama dengan Merial Institute, mengungkap adanya ketidakpuasan dari generasi milenial terhadap pengelolaan masjid

Bagi generasi muda, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Ada kebutuhan dari generasi muda terhadap variasi kegiatan masjid, seperti kegiatan sosial dan ekonomi. Mereka berharap masjid dapat dimanfaatkan lebih dari sekadar tempat salat.

Saat ditanya apakah pengelolaan masjid saat ini telah mewakili harapan dan kebutuhan generasi muda, sebanyak 66,8% menjawab tidak mewakili. Hanya ada 33,2% responden yang menganggap pengelolaan masjid saat ini telah mewakili aspirasi generasi muda. 

"Mereka merasa perlu variasi kegiatan dan perbaikan dalam pengelolaan fasilitas di masjid," kata Ketua Departemen Kaderisasi Pemuda dan Remaja Masjid PP DMI, M Arief Rosyid Hasan di Kantor Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia, Jakarta, Jumat (27/7). 

Namun terdapat 96% responden yang menganggap perlu kegiatan pengajian, zikir, ataupun tabligh akbar di masjid. Sekitar 95% responden juga menganggap perlu kegiatan pendidikan seperti kursus dakwah, pelatihan imam, atau pesantren kilat di masjid.

Arief mengatakan meningkatnya harapan generasi muda umat Islam terhadap pengelolaan masjid perlu disambut dengan gembira oleh berbagai pihak. Sebab dalam pertanyaan lain, terungkap hanya 33,6% yang mengaku setiap hari datang beribadah di masjid. Sementara itu, 66,4% responden menjawab tidak datang setiap hari.

Generasi milenial yang terlibat dalam survei ini juga tak tampak khawatir masjid menjadi tempat penyebaran paham radikalisme. Sebab, hanya 6,98% responden yang mengaku pernah menemukan materi ceramah berisi ajakan untuk memusuhi agama dan etnis tertentu. Selain itu, hanya 2,03% yang setuju dengan materi tersebut.

Hal yang sama juga tidak terjadi untuk politik praktis. Sebab hanya 15,65% responden yang menjawab pernah menemukan materi ceramah yang berisi ajakan politik praktis di masjid. Sedangkan yang setuju dengan materi tersebut hanya 15,54%.

Sponsored

Survei ini dilaksanakan pada 17-21 Juli 2018 terhadap 888 orang pada rentang usia 16-30 tahun, yang tersebar di 12 kota besar, yaitu Jakarta, Depok, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Makassar, Medan, dan Palembang.

Berita Lainnya
×
tekid