sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tambah pasokan vaksin, Bio Farma beli 100 juta dosis Novavax dan AstraZeneca

Vaksin Novavax dan AstraZeneca masing-masing dipesan 50 juta dosis.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 31 Des 2020 19:08 WIB
Tambah pasokan vaksin, Bio Farma beli 100 juta dosis Novavax dan AstraZeneca

Pemerintah Indonesia, melalui Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Bio Farma), telah mengamankan lebih banyak pasokan vaksin Covid-19 dengan menandatangani kesepakatan dengan pengembang asal Amerika dan Kanada, Novavax, serta pengembang vaksin dari Inggris dan Jerman, AstraZeneca.

Bio Farma juga akan memperkuat kesiapan produksi vaksin Covid-19 dengan sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik dari Badan POM.

Dalam acara di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, pada Rabu (30/12) yang disaksikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury, Direktur Utama anggota Holding BUMN Farmasi PT Indofarma (Persero) Tbk. Arief Pramuhanto menandatangani perjanjian penambahan pemesanan vaksin Novavax dari 30 juta menjadi 50 juta dosis.

Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menandatangani perjanjian pembelian vaksin Covid-19 milik AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis.

Perjanjian masing-masing telah ditandatangani di kesempatan terpisah oleh perwakilan Novavax, dan AstraZeneca.

Selain itu, fasilitas produksi vaksin Covid-19 di Bio Farma mendapat sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)/Good Manufacturing Practice (GMP) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM).

"Dengan kebutuhan 426 juta dosis vaksin Covid-19 untuk melindungi masyarakat Indonesia, sangat penting untuk mengamankan pasokan vaksin dari berbagai pengembang vaksin di dunia," tutur Basyir seperti dikutip dalam keterangan resmi Bio Farma.

Bio Farma menyatakan siap mendukung upaya ini dengan menyiapkan ketersediaan dan beragam pasokan vaksin Covid-19 dari perusahaan-perusahaan yang disetujui pemerintah.

Sponsored

"Diplomasi vaksin terus bergerak untuk membuka akses kerja sama dengan berbagai pihak, baik melalui track bilateral maupun multilateral bagi pengadaan vaksin," sambung Menlu Retno dalam kesempatan yang sama.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan perjanjian pasokan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca dan Novavax, serta rencana kedatangan vaksin tambahan dari Sinovac menunjukkan kemajuan signifikan.

"Saat ini pemerintah sudah masuk tahap pertama, yaitu penyediaan dan persetujuan vaksin yang akan selesai dalam waktu dekat, sehingga kami bisa melangkah ke tahap kedua yaitu bagaimana distribusi vaksin ke seluruh pelosok Indonesia dalam jangka waktu yang singkat untuk diberikan kepada tenaga kesehatan, tenaga pelayanan publik dan bertahap kepada seluruh rakyat Indonesia," ujar Menkes.

Di sisi lain, Mansury menilai kerja sama Bio Farma dengan AstraZeneca dan Novavax sebagai langkah signifikan dalam upaya pengadaan vaksin Covid-19 bagi masyarakat Indonesia.

"Penandatanganan antara Bio Farma dengan AstraZeneca dan Indofarma dengan Novovax merupakan tonggak penting untuk mengamankan ketersediaan dan keragaman akses vaksin untuk masyarakat Indonesia," kata dia. "Serta pemberian sertifikasi CPOB yang diberikan dari BPOM ke Bio Farma merupakan pengakuan terhadap kesiapan, komitmen, dan kemampuan Bio Farma dalam mempersiapkan produk vaksin Covid-19 yang berkualitas."

Sebelumnya, kualitas dan kapasitas Bio Farma juga telah diakui oleh CEPI melalui due diligence yang dilakukan pada 15 September.

Lebih lanjut, Honesti menyampaikan komitmen pasokan vaksin yang telah diamankan perusahaan dari berbagai sumber.

"Sinovac mengirimkan tiga juta dosis dalam bentuk jadi pada Desember 2020 serta berkomitmen untuk mengirimkan pasokan vaksin Covid-19 dalam bentuk bahan baku (bulk), dengan total sebanyak 140 juta dosis, dimulai dari Januari 2021," ungkapnya.

Sementara, lanjutnya, Novovax akan menyediakan sebanyak 50 juta dosis dengan opsi penambahan 80 juta dosis, mulai disediakan mulai triwulan II-2021 hingga triwulan I-2022 dan akan didistribusikan melalui salah satu anggota Holding BUMN Farmasi, yaitu Indofarma.

“AstraZeneca berkomitmen menyediakan sebanyak 50 juta dosis, bisa ditambah sebanyak 50 juta dosis berikutnya, yang akan tersedia mulai triwulan II-2021 hingga triwulan I-2022. Untuk kerja sama dengan pengembang vaksin asal Amerika Pfizer-BioNTech, tengah dalam proses finalisasi," ujar Honesti.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid