sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tangani PMK, pemerintah diminta berdayakan laboratorium biomedis

Indonesia, jelas Bayu, sudah punya minimal tiga laboratorium biomedis yang diakui dunia.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Sabtu, 02 Jul 2022 15:21 WIB
 Tangani PMK, pemerintah diminta berdayakan laboratorium biomedis

Pemerintah diminta segera memberdayakan laboratorium biomedis yang ada di tanah air untuk penanganan penyakit mulut dan kuku atau PMK. Ini penting untuk mempelajari virus penyebab PMK kembali berjangkit.

Hal itu disampaikan dosen IPB University Bayu Krisnamurthi. Menurut Bayu, setidaknya ada dua manfaat jika langkah ini dilakukan. Pertama, pemahaman tentang virus. Ini penting untuk mengembangkan vaksin dan atau memilih vaksin yang tersedia di pasaran.

"Hasil pengamatan itu juga akan memberi info persebaran virus PMK," kata Bayu yang pernah menjadi Ketua Harian Komisi Nasional Flu Burung dan Pandemi Influenza 2006-2010 itu di Jakarta, Sabtu (2/7).

Indonesia, jelas Bayu, sudah punya minimal tiga laboratorium biomedis yang diakui dunia, yaitu di Universitas Airlangga, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dan di IPB University. LBM Eijkman telah berubah jadi Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Indonesia selama 100 tahun, yakni dari 1887 hingga 1986 berjuang membebaskan diri dari PMK. Kerugian ekonomi Indonesia menangani PMK selama seabad, menurut Ditjen Peternakan (2002), mencapai US$ 1,66 miliar (Rp 29 triliun). Sejak 1990, Indonesia dinyatakan bebas PMK.

Pada akhir April 2022, PMK dipastikan kembali berjangkit. Pertama ditemukan di empat kabupaten di Jawa Timur, yaitu Gresik, Lamongan, Mojokerto, dan Sidoarjo. Juga dua kabupaten di Provinsi Aceh. Sampai sekarang, pemerintah belum bisa memastikan asal mula virus PMK itu.

Selain pemberdayaan laboratorium biomedis, kata Bayu, harus dikembangkan sistem pendataan berbasis teknologi. Aplikasi pendataan sangat bisa dikembangkan. Bahkan bisa dibuat model "PeduliLindungi" ternak.

Yang tak kalah penting, jelas Bayu, melakukan sosialisasi dan edukasi massal. Ini bisa menggunakan media sosial. Juga mengerahkan mahasiswa Fakultas Kesehatan Hewan dan Fakultas Pertanian di seluruh Indonesia.

Sponsored

"Ketiga hal itu akan menjadi fondasi pengembangan program penanganan PMK apapun yang diperlukan kemudian," jelas Bayu.

Penyebaran PMK

PMK terus meluas. Hari ini ada tambahan satu provinsi baru tertular PMK, yakni Bali. Tambahan Bali membuat PMK sudah menyebar di 20 provinsi. Per hari ini, Sabtu (2/7), PMK meluas menyebar ke 227 kabupaten/kota di 20 provinsi. Kemarin, PMK menyebar di 19 provinsi dan 222 kabupaten/kota. 

Menurut laman siagapmk.id, per hari ini pukul 14.00 WIB, sebanyak 313.636 ekor hewan terjangkit PMK. Terdiri dari 203.279 ekor belum sembuh, 105.675 ekor sembuh, 2.734 ekor potong bersyarat, dan 1.948 ekor mati. Sedangkan hewan yang sudah divaksin mencapai 252.886 ekor.

Khusus Provinsi Bali, hasil pemeriksaan laboratorium memastikan ada 63 ekor sapi terjangkit PMK. Tersebar di tiga lokasi, yakni di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Buleleng 21 ekor; di Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar 38 ekor; dan di Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem sebanyak 4 ekor. Hari ini dilakukan kuncitara (lockdown).

Berita Lainnya
×
tekid