Target susut mobilitas warga Jateng saat PPKM darurat tak tercapai
Pengurangan mobilitas orang di Jateng pada pekan pertama pelaksanaan PPKM darurat hanya 18%. Padahal, ditargetkan mencapai 30%.
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, menyatakan, mobilitas warga di wilayahnya masih di bawah target saat pekan pertama pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Capaiannya baru 18% dari 30% yang dicanangkan.
"Disiplinnya masih perlu ditingkatkan, pergerakan manusianya masih cukup tinggi," ucapnya di kantornya, Kota Semarang, Jateng, pada Jumat (9/7).
Karenanya, dia meminta pergerakan dibatasi pada level terkecil, desa. "Kalau bisa dikuncinya (pergerakan warga) di situ sehingga tidak terlalu banyak yang bergerak."
Untuk merealisasikannya, Pj Sekda Jateng, Prasetyo Aribowo, diminta berkomunikasi dengan para sekda agar menggandeng tokoh-tokoh setempat.
"Ajak ... kades, RT, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Kegiatannya dibatasi pada lingkungan yang kecil saja di pemerintahannya," tuturnya, melansir situs web Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.
Ganjar melanjutkan, pergerakan masyarakat tetap dibolehkan saat PPKM darurat. Namun, hanya terbatas sesuai regulasi, seperti pekerja sektor kritikal dan esensial.
Dirinya pun meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) menyosialisasikan kembali tentang ketentuan PPKM darurat kepada pelaku industri.
"Saya tadi pagi ke KIW, komunikasi dengan dirutnya untuk menyampaikan kepada pengusaha agar bisa mengontrol di sana sehingga kurangi pergerakan, sekali lagi kurangi pergerakan," tandasnya.