sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Terduga teroris Sibolga bekerja sebagai tukang listrik

Terduga teroris Sibolga yang meledakkan bom di rumahnya di Jalan KH Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum, Sibolga, bekerja sebagai tukang listrik.

Sukirno
Sukirno Rabu, 13 Mar 2019 00:02 WIB
Terduga teroris Sibolga bekerja sebagai tukang listrik

Terduga teroris Sibolga yang meledakkan bom di rumahnya di Jalan KH Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Siboga, Selasa sore (12/3) ketika hendak digrebek Densus 88, berprofesi sebagai tukang listrik.

Terduga pelaku adalah asli warga Sibolga dan memiliki satu orang putra yang masih berusia sekitar tiga tahun.

Menurut keterangan warga sekitar, Selasa (12/3) malam, terduga teroris itu baru pulang dari Pulau Jawa sekitar enam bulan yang lalu.

Setelah kepulangannya ke Sibolga, sikapnya pun jadi berubah dan pendiam dan jarang bergaul dengan masyarakat sekitar.

"Makanya kami heran dengan kejadian ini. Mungkin selama di Jawa dia telah mendapat pengajaran atau belajar merakit bom,” ujar Gultom, warga sekitar yang mengaku kenal dengan terduga pelaku.

Sementara itu, warga Jalan KH Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga mengaku kaget dan panik akibat ledakan bom yang terjadi Selasa sore itu.

Awalnya ia menduga ledakan tersebut datang dari tabung gas yang meledak.

"Setelah melihat ada warga yang luka dan berdarah dari dalam rumah, barulah kami tahu ternyata yang meledak itu adalah bom. Kami benar-benar panik dan tidak menyangka ada bom di Sibolga ini,” ujar Rahmad, warga setempat Selasa malam.

Sponsored

Lebih kurang enam jam negoisasi antara polisi dengan istri terduga teroris yang meledakkan bom Sibolga, ketika hendak digrebek tim Densus Anti Teror, belum membuahkan hasil. Istri terduga teroris masih bertahan di dalam rumah bersama dengan anaknya.

Sementara itu informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, Selasa malam, menyebutkan bahwa terduga pelaku teroris Abu Hamzah alias Husein alias Upang sudah berhasil ditangkap Densus dan langsung diamankan. Saat ini yang masih tinggal di rumah itu istri terduga pelaku bersama dengan anaknya.

Pantauan di lokasi malam ini sekira pukul 21.03 WIB, tim Brimob dan juga Densus sudah masuk mendekati rumah terduga teroris lengkap dengan senjata laras panjang dan rompi anti peluru. Warga yang ada di sekitar lokasi diminta untuk menjauh.

"Kalau suaminya Abu Hamzah sudah berhasil ditangkap tadi sore, dan langsung diamankan oleh tim Densus. Kami pun gak tahu dimana diamankan, karena tim Densus dan Gegana yang berperan langsung. Kami saja dari petugas kepolisian yang ada di Sibolga ini hanya sebatas mengamankan masyarakat, kalau yang berperan langsung adalah tim Densus dan Gegana," ujar salah seorang personel polisi yang mengamankan lokasi.

Sementara itu imbauan melalui pengeras suara masih terus disampaikan agar terduga teroris mau menyerahkan diri.

"Ibu menyerah saja ibu, kasihan anak ibu, dia tidak tahu apa-apa dan masa depannya masih panjang. Kasihan lah bu sama anaknya. Kalau ada masalah sampaikan kepada kami," bujuk petugas polisi dari dalam masjid yang lokasinya tidak begitu jauh dari rumah terduga teroris.

Afiliasi ISIS

Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan pelaku terduga teroris yang berhasil ditangkap Densus 88 anti teror di Sibolga dan Lampung merupakan bagian dari jaringan yang berafiliasi dengan ISIS.

Hal itu ia katakan kepada wartawan usai menghadiri kegiatan Silahturahmi di Pondok Pesantren Al Kautsar di Medan, Sumatera Utara, Selasa (12/3) malam.

"Mereka ini adalah kelompok yang berafiliasi dengan paham-paham ISIS," katanya.

Untuk peristiwa di Sibolga, lanjut dia, terduga teroris Husain alias Abu Hamzah berhasil diamankan Densus 88 anti teror namun istri dan anaknya masih bertahan di dalam rumah.

"Saat ini pihak kepolisian masih dalam proses negoisasi dan berdialog dengan istrinya, kita berharap tentunya ini bisa keluar dan terselamatkan dalam keadaan baik-baik saja," tambahnya.

Penangkapan di Sibolga, merupakan hasil pengembangan dari penangkapan terduga teroris R di Lampung sebelumnya.

Kapolri menegaskan peristiwa penangkapan teroris ini tidak ada kaitannya dengan pemilu maupun pengamanan presiden yang akan berkunjung ke suatu daerah.

"Saya tegaskan kembali bahwa penangkapan pelaku teroris ini tidak ada kaitannya dengan pemilu dan kunjungan presiden," katanya. (Ant).

Berita Lainnya
×
tekid