sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Uji in vitro: 60-80% corona mati dengan eukaliptus

Perlu tahapan panjang dalam memanfaatkan biofarmaka sebagai obat modern.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Selasa, 05 Mei 2020 23:31 WIB
Uji in vitro: 60-80% corona mati dengan eukaliptus

Sebesar 60-80% coronavirus mati dengan eukaliptus. Ini berdasarkan hasil uji in vitro yang dilakukan Balai Penelitian Rempah dan Obat Kementerian Pertanian (Balittro Kementan).

"Hasil penelitian terakhir untuk eukaliptus sudah sampai molecular docking, mencocokkan ke virus, diuji in vitro, (hasilnya) 60 hingga 80% virusnya mati," ucap Kepala Balittro Kementan, Evi Safitri, via telekonferensi, Selasa (5/5).

"Tapi," sambung dia, "memang virusnya bukan (penyebab) Covid-19. Kami coba ke virus corona lain." 

Penambatan molekul (molecular docking), adalah metode komputasi yang bertujuan meniru peristiwa interaksi suatu molekul ligan dengan protein yang menjadi targetnya pada uji in vitro.

Dirinya melanjutkan, Balittro mencoba meneliti sejumlah biofarmaka dan rempah untuk mengatasi Covid-19. Jahe merah, kunyit, temulawak, kayumanis, cengkeh, kulit jeruk, jambu biji, meniran, sambiloto, seraiwangi, eukaliptus, kayuputih, dan virgin coconut oil (VCO), misalnya.

Banyak jenis tanaman yang berpotensi untuk pengobatan di Indonesia, mengingat menjadi negara ketiga terbesar di dunia dengan keanegaragaman hayati. Namun, baru sekitar 300 jenis tanaman yang sudah diteliti atau dimanfaatkan. Kebanyakan baru sampai jamu.

Untuk dikembangkan menjadi obat modern, tahapannya panjang karena harus melewati uji empiris. Setidaknya telah bisa mengobati hingga tiga generasi. Selanjutnya, melewati uji in vitro dan in vivo sebelum melalui uji klinis. 

Tahapan uji klinis, ungkap Evi, tidak mudah lantaran ada empat tahap dengan kisaran diujikan ke 100 orang. "Jadi, jalannya masih sangat panjang." (Ant)

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid