sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Urusan Covid-19, Epidemiolog UI: Jangan dicampuri politik dan bisnis

Penanganan Covid-19 harus tepat dan cepat. Jika tidak tepat, kata dia, beban biaya penanganan akan semakin mahal.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Kamis, 01 Jul 2021 13:35 WIB
Urusan Covid-19, Epidemiolog UI: Jangan dicampuri politik dan bisnis

Pemerintah diingatkan bersungguh-sungguh dalam penanganan pandemi Covid-19. Sebab, penyebaran coronavirus semakin menggila juga bakal terjadi di luar pulau Jawa-Bali. 

Demikian disampaikan Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono, dalam diskusi Alinea Forum "Strategi Mewujudkan 2 Juta Dosis Vaksinasi Covid-19", Kamis (1/7).

Ini ibarat memadamkan kebakaran, penanganan pandemi Covid-19 harus tepat dan cepat. Jika tidak tepat, kata dia, beban biaya penanganan akan semakin mahal.

Penanganan pandemi Covid-19 membutuhkan kecepatan untuk menekan beban biayanya. "Harus ada orang-orang yang berpikir epidemiologis murni. Jangan mikir hal lain, jangan berpikir bisnis, jangan berpikir politik, harus bener-bener epidemiologis. Kalau digabungkan dengan pemikiran politik dan bisnis, saya yakin akan hancur," ucapnya.

Dia juga menganggap, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum optimal. Padahal, ada ancaman varian baru yang lebih menular dan menimbulkan gejala berat. "Apa yang dilakukan oleh pemerintah, Satgas Penanganan Covid-19, hingga komite ahli ini serius, kemudian begitu bercampur antara bisnis dan Covid-19, antara politik dan penanggulangan Covid-19 itu menjadi susah kita atur," ujar Tri.

Upaya penanganan pandemi Covid-19 bukan hanya pelaksanaan program vaksinasi. Jadi, pemerintah tetap perlu meningkatkan 3T (testing, tracing, treatment) untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. "Vaksinasi berhasil dengan cakupan 100% pun saya tidak percaya (Indonesia sudah bebas dari pandemi Covid-19). Kalau sudah 100% dengan vaksin efikasi yang cuma 63,5% (Sinovac), 36,5 % masih sakit (kemungkinan terpapar Covid-19)," tuturnya.

Selain itu, pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia bakal terkendala dari segi logistik. Ia menilai, di Indonesia masih tertatih-tatih. Hingga saat ini, stok vaksin Covid-19 yang tersedia di Indonesia masih 80 juta dosis. 

Padahal, sebelumnya dijanjikan akan tiba ratusan juta dosis vaksin Covid-19 pada Juni-Juni 2021.

Sponsored

"Kalau logistik dibandingkan targetnya itu luar biasa (timpang). Negara kita masih bermasalah dalam mengadakan logistiknya saja, negara Amerika itu sudah berpikir bagaimana menyumbangkan vaksin (Covid-19), tetapi negara kita masih berpikir bagaimana mendapatkan vaksin," ujar Tri.

Berita Lainnya
×
tekid