sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Usai bebas, Ahok mau apa?

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan menghirup udara bebas pada 24 Januari 2019.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 23 Jan 2019 14:41 WIB
Usai bebas, Ahok mau apa?

Bisnis dan dunia hiburan

Pada tanggal 17 Januari 2019, akun Twitter @basuki_btp yang dikelola Tim BTP memposting surat terbaru dari Ahok. Salah satu isinya, Ahok meminta masyarakat memanggilnya dengan BTP, bukan Ahok lagi.

“Dan saya keluar dari sini dengan harapan panggil saya BTP bukan Ahok,” tulis akun @basuki_btp itu.

Ujang menilai, perubahan nama panggilan tersebut merupakan salah satu strategi branding ulang dari Ahok setelah keluar dari penjara.

“Baiknya memang BTP, nama baru, hidup baru. Karena nama Ahok sudah tidak menguntungkan. Jadi, memang harus ada panggilan baru,” ujar Ujang.

Bocoran sedikit terkuak ketika kuasa hukum Ahok, Teguh Samudera buka mulut tentang rencana Ahok usai bebas. Dia mengatakan, Ahok berencana menekuni bisnis perminyakan dan menjadi pembawa acara talkshow.

“Setelah bebas nanti, Pak Ahok kemungkinan akan menekuni bisnis perdagangan minyak, seperti yang waktu itu pernah didiskusikan (sejak lama),” kata Teguh, seperti dikutip dari Antara, Selasa (22/1).

Sedangkan rencana menjadi pembawa acara talkshow, Teguh mengaku, Ahok akan menjalani kontrak dengan salah satu stasiun televisi swasta.

Sponsored

Sementara itu, dari pantauan akun Twitter @basuki_btp, Tim BTP menautkan channel Youtube “Panggil Saya BTP.” Channel tersebut belum memiliki konten apapun hingga berita ini diturunkan. Melalui channel tersebut, Ahok disebut-sebut akan mulai aktif membuat vlog setelah bebas nanti.

“Sah-sah saja (Ahok ngevlog) dan bisa-bisa saja. Manusia itu kan multi-dimensi, jadi bisa menjadi apapun. Termasuk kosultan anggaran atau ngevlog. Terkait pendukung loyal Ahok, apapun yang dilakukan Ahok, mereka akan setia,” kata Ujang.

Namun, Ujang melihat, karakter Ahok yang keras kurang cocok jika menjadi konsultan atau vlogger.

“Bisa saja lima tahun lagi jadi caleg untuk DPR RI, semua serba mungkin,” ujar Ujang.

Jika nanti Ahok beralih profesi, Rian akan tetap mendukungnya karena baginya, Ahok adalah orang yang bersih, transparan, dan profesional.

Buku Ahok berjudul Kebijakan Ahok yang dibanderol Rp1 juta. (instagram.com/mamansuratman27)

“Apapun yang dilakukannya, saya akan dukung,” ujarnya.

Selain itu, jelang pembebasannya dari penjara, beredar kabar jika Ahok akan menikah dengan seorang polwan bernama Puput Nastiti Devi tanggal 15 Februari 2019. Kabar tersebut dibantah oleh pengacara sekaligus adik kandung Ahok, Fifi Lety Indra.

Melalui akun Instagramnya @fifiletytjahajapurnama, Fifi mengatakan, keluarga tidak tahu jika akan ada acara pernikahan pada 15 Februari tersebut.

“Kalau ada acara atau kegiatan apapun di keluarga kami pada tanggal 15 Februari, harusnya kami keluarga tahu ya? Jadi silakan tanya Pak Pras (Prasetyo Edi Marsudi, Ketua DPRD DKI Jakarta) aja kenapa begitu?” tulis Fifi.

Kabar akan menikahnya Ahok itu diembuskan pertama kali oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi pada 21 Januari 2019 lalu.

Diakui atau tidak, selama di penjara, eksistensi Ahok tidak terkungkung. Terbit beberapa buku saat dia masih di bui. Pertama, buku Ahok di Mata Mereka (2017) yang ditulis 51 penulis untuk menyambut ulang tahun Ahok ke-51. Buku ini dicetak terbatas, dijual Rp750.000.

Kedua, terbit buku Kebijakan Ahok (2018) yang ditulis dari balik jeruji besi, dan terbit sehari menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia ke-73. Buku ini dibanderol Rp1 juta. Ketiga, film A Man Called Ahok (2018), yang disutradarai Putrama Tuta. Film ini bertengger dalam 10 besar penonton terbanyak pada 2018, dengan 1,4 juta penonton.

Berita Lainnya
×
tekid