sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Varian baru Covid-19 diprediksi masuk Indonesia, Menkes: Kita belum tahu

Menkes Budi Gunadi tak ingin terlalu cepat mengambil kesimpulan soal varian baru Covid-19.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Selasa, 29 Des 2020 18:00 WIB
Varian baru Covid-19 diprediksi masuk Indonesia, Menkes: Kita belum tahu

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kementeriannya belum mendapatkan informasi varian baru Covid-19 telah menyebar di Indonesia.

“Sampai sekarang kita belum tahu,” ucapnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (29/12).

Kementerian Kesehatan, lanjut Budi Gunadi, akan berkoordinasi dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi (BRIN). Juga akan bersinergi dengan sekitar 11 dari 12 laboratorium dengan kemampuan pengurutan genom (genome sequencing).

BRIN dan jejaring laboratorium akan secara rutin akan menerima sample kirim dari rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Kemenkes juga akan melakukan pengurutan keseluruhan genom (whole genome sequencing) untuk memeriksa apakah ada varian baru Covid-19, termasuk menggandeng sejumlah laboratorium internasional untuk melakukan pengurutan genom guna memetakan pola penyebaran varian baru Covid-19 di dunia.

“Kita perlu membahas dengan ahlinya dan biarkan para ahlinya memahami hal ini. Kita jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan sendiri,” tutur Budi.

Menurutnya, masukan para ahli dapat menjadi pegangan untuk pengambilan keputusan. SARS-COV-2 varian B1117 ini merupakan hasil mutasi dari salah satu komponen utama coronavirus bernama spike protein.

Varian baru Covid-19 dari Inggris tersebut memiliki kemampuan menular lebih cepat dan dapat dideteksi dengan swab antigen dan RT-PCR.

Sebelumnya, ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono memprediksi kemungkinan varian baru Covid-19 telah masuk di Indonesia.

Sponsored

“Memang saya kira kita harus berpengalaman dulu. Belum ada yang masuk karena kita belum memeriksanya kan. Kalau saya memprediksi kemungkinan sudah masuk. Tetapi kan harus dibuktikan,” ucapnya saat dihubungi reporter Alinea.id, Sabtu (26/12).

Pandu mengusulkan surveilans epidemiologi untuk memeriksa jenis virusnya, bukan hanya surveilans epidemiologi untuk memeriksa orang saja. Jika dilakukan pemeriksaan jenis virus dalam populasi di Indonesia, lanjut Pandu, maka dapat dilihat apakah virus sudah bermutasi atau tidak.

Menurutnya, surveilans epidemiologi untuk memeriksa jenis virus dalam populasi juga penting untuk menentukan jenis vaksin. Kemudian, untuk mengantisipasi kemampuan penularan virus tersebut. Maka, 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) harus digalakkan.

“Vaksin tertentu tidak harus berbeda. Tetapi, masih katanya sih, 90% masih bisa dikenali dari vaksin lama (yang terlanjur beli),” tutur Pandu.

Berita Lainnya
×
tekid