sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Varian delta merebak, Epidemiolog: 80% warga harus di rumah

"Prinsipnya, virus akan mudah menular ke siapa pun yang tak berada di rumah. Kita akan bisa memutus penularan bila kita mengarantina diri."

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Kamis, 01 Jul 2021 06:29 WIB
Varian delta merebak, Epidemiolog: 80% warga harus di rumah


Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo, menyatakan, sedikitnya 80% populasi harus tetap di rumah untuk memutus rantai penularan Covid-19, terutama di tengah lonjakan varian delta. Angka tersebut ekstrem dibandingkan sebelum SARS-CoV-2 bermutasi.

"Bila virusnya varian delta, maka harus lebih dari 80% (tetap di rumah). Jadi yang penting sebetulnya adalah orang yang boleh keluar itu tidak boleh lebih dari 30%," ucapnya, Rabu (30/6).

“Prinsipnya, virus akan mudah menular ke siapa pun yang tidak berada di rumah. Kita akan bisa memutus penularan bila kita mengarantina diri sendiri. Minimal jika orang yang stay at home sebanyak 70-80% dalam satu waktu yang sama," sambungnya.

Selain itu, menurut Windhu, cakupan vaksinasi juga harus ditingkatkan hingga minimal 85% dari populasi demi mewujudkan kekebalan komunitas (herd immunity). Pemerintah mencanangkan 70% penduduk yang diimunisasi untuk meminimalisasi risiko penularan Covid-19.

Dirinya pun merekomendasikan beberapa hal kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) untuk menekan laju penularan Covid-19, yang belakangan melonjak tajam. Pertama, melakukan sosialisasi agar masyarakat mau berperilaku aman bagi dirinya dan orang lain.

Kedua, membuat masyarakat melaksanakan 3M. "Jangan membuka masker di mana pun, termasuk di rumah makan," tegasnya, menukil situs web Pemprov Jatim.

Terakhir, menggencarkan deteksi dini melalui pelacakan (tracing). Tujuannya, agar seseorang yang terdeteksi untuk isolasi mandiri dan tak menularan Covid-19 kepada yang lainnya.

Jatim mencatatkan rekor kasus harian Covid-19 pada 30 Juni dengan 1.203 pasien positif. Secara kmulatif, ada 173.033 warga yang terpapar sejak 17 Maret 2020. "Kita telah mencapai rekor baru jumlah pasien postif Covid-19," ungkap Windhu.

Sponsored

Dia menerangkan, kecepatan peningkatan kasus Covid-19 di Jatim terlalu tinggi lantaran nyaris 90 derajat. Disinyalir imbas merebaknya varian delta asal India, yang replikasinya cepat dan penggandaan waktunya singkat.

Tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) di Jatim pun luar biasa tinggi. Beberapa daerah juga mulai kewalahan dengan banyaknya pasien.

"Bila ada banjir bandang dari atas mengalir ke bawah, bagaimanapun meski ada bak penampungan. Tetapi sebesar apa pun bak penampungan tersebut akan selalu kurang apalagi rumah sakit, sehingga yang perlu kita lakukan adalah bagaimana membuat hulu itu terbendung,” tandasnya.

Berita Lainnya
×
tekid