sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

'Virus' ISIS dinilai lebih berbahaya dari corona

Ideologi ISIS dinilai lebih berbahaya dari coronavirus yang meneror masyarakat berbagai belahan dunia.

Fadli Mubarok
Fadli Mubarok Kamis, 06 Feb 2020 14:48 WIB
'Virus' ISIS dinilai lebih berbahaya dari corona

Ideologi ISIS dinilai lebih berbahaya dari coronavirus yang juga menjadi teror masyarakat berbagai belahan dunia. Demikian diungkapkan Wakil Ketua Komisi III DPR Fraksi Golkar, Adies Kadir di tengah wacana pemulangan 600 WNI eks ISIS dari Timur Tengah. 

"Kita tahu ISIS ini kalau ada yang menyatakan virus ISIS ini lebih bahaya dari Corona," kata Adies di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/2).

Menurutnya, sangat sulit menjamin eks ISIS melepas ideologi radikalnya. "Orang yang melakukan kegiatan terorisme yang dia terkontaminasi faham ISIS yang ada di Indonesia, melakukan teror-teror yang sudah dihukum itu pun sangat susah. Yang katanya ada deradikalisasi dan lain-lain tetapi hasilnya apa? Kan kita belum melihat betul hasilnya," jelasnya.

Jika pemerintah ingin benar-benar memulangkan mereka, sambung Adies, harus betul-betul dikuatkan oleh jaminan mereka tidak akan membuat kacau. Harus benar-benar disaring siapa saja yang bisa pulang dan tidak.

"Artinya seseorang ini yang sudah meninggalkan kedaulatan NRI secara suka hati bahkan mereka melecehkan negara kesatuan kita, nah ini kan betul-betul harus disaring kembali apabila ingin masuk," paparnya.

Untuk urusan ini, dikatakan Adies, Komisi III memang berniat untuk memanggil BNPT. Dalam pertemuannya nanti, Komisi III ingin benar-benar melihat komitmen BNPT dalam menangkal paham radikalisme, utamanya untuk urusan WNI yang telah terpapar paham ISIS di Timur Tengah.

Komisi III mencatat ada kurang lebih 647 orsng WNI eks ISIS di Timur Tengah yang ingin dipulangkan. Dari jumlah tersebut, 40 di antaranya merupakan tahanan dan bukan ISIS.

"Jadi ada sekitar 600 lebih dikit, 600-an gitu yang betul-betul ISIS, sisanya tahanan WNI yang menjadi tahanan ISIS. Jadi tentunya kami di Komisi III dan tentunya saya senagai sekretaris Fraksi Partai Golkar ini kita melihatnya harus berhati-hati terhadap pemulangan ini ya," urainya.

Sponsored

Adies sepakat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak ingin eks ISIS itu dipulangkan ke tanah air, meski ia akan membahasnya dalam Rapar Terbatas (Ratas) bersama para menteri.

Politikus Golkar ini pesimistis eks ISIS dapat kembali menjunjung tinggi nasionalismenya terhadap Tanah Air, sekalipun ada program dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Hingga sekarang saja, lanjut dia, BNPT belum bisa sepenuhnya menangkal paham radikal yang ada di Indonesia, apalagi untuk urusan eks ISIS ini.

Dijelaskan dia, ideologi ISIS harus dilihat dari kacamata yang sama dengan negara melihat ideologi-ideologi terlarang. Sebagai contoh komunisme yang dirasa masyarakat Indonesia sangatlah berbahaya.

"Bahkan mereka yang tadinya sudhah insaf mulai berpikir kembali karena tidak ada remisi, tidak ada peringatan-peringatan dalam hukuman itu," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi, menyebut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bakal memulangkan 600 warga negara Indonesia yang tergabung dalam ISIS dari Timur Tengah.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid