sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Waktu identifikasi korban Lion Air diyakini berbeda dengan Air Asia

Hal ini disebabkan perbedaan kondisi jenazah korban dalam dua kecelakaan tersebut.

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Selasa, 13 Nov 2018 15:49 WIB
Waktu identifikasi korban Lion Air diyakini berbeda dengan Air Asia

Proses identifikasi terhadap korban pesawat Lion Air PK-LQP JT 601, diyakini akan berlangsung lebih cepat dibanding pemeriksaan korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 yang jatuh pada Desember 2014 lalu. Kepala Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri Said Sukanto, Kombes dr Lisda Cancer mengatakan, hal ini disebabkan perbedaan kondisi jenazah korban dalam dua kecelakaan tersebut.

Jasad korban pesawat Air Asia ditemukan dalam keadaan utuh, sementara korban pesawat Lion Air ditemukan dalam kondisi sebaliknya. Menurut Lisda, pemeriksaan jasad utuh membutuhkan waktu lebih lama. Pemeriksaan dilakukan tidak hanya dengan mengeksaminasi DNA, tapi juga sidik jari, kondisi gigi, hingga tanda medis korban. 

"Pemeriksaannya menyeluruh, satu hari tim forensik RS Polri mampu memeriksa sekitar delapan tubuh. Sementara, korbannya ratusan," kata Lisda di Gedung Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (13/11).

Alhasil, kata dia, proses identifikasi terhadap korban pesawat Air Asia yang jatuh di Selat Karimata pada 29 Desember 2014, memakan waktu sekitar tiga bulan.

Sementara itu, jasad korban pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkalpinang, hanya ditemukan bagian-bagian tubuhnya saja. Dengan demikian, pemeriksaan yang dilakukan menjadi lebih singkat.

"Prosesnya lebih singkat, karena tim DVI bisa lebih fokus memeriksa DNA dari jaringan bagian tubuh yang ditemukan," ujarnya.

Menurut Lisda, pemeriksaan DNA membutuhkan waktu empat-delapan hari jika dilakukan dengan sampel bagus. Namun jika sampel DNA yang digunakan tidak lengkap, maka proses pemeriksaan akan kembali diulang. 

Selain itu, proses pemeriksaan ulang dilakukan jika satu sampe DNA merujuk pada dua individu berbeda.

Sponsored

"Jika ada dua individu pada satu sampel DNA, artinya sampelnya sudah terkontaminasi. Jadi kita ambil lagi sampel pada jaringan yang lebih dalam, dan mengulang pemeriksaan,"terang Kombes Lisda.

Hingga hari ke-16 setelah pesawat Lion Air jatuh di Tanjung Karawang, 29 Oktober lalu, RS Polri telah mengidentifikasi 82 penumpang. Jasad yang telah diidentifikasi terdiri dari 62 penumpang laki-laki dan 20 sisanya perempuan.

Artinya, masih ada 107 penumpang yang belum teridentifikasi. Tim DVI RS Polri masih memeriksa 666 sampel DNA yang ditemukan dari 195 kantong jenazah. (Ant)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid