sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Walhi: Mayoritas kebakaran hutan di Kalteng disengaja

Sejak 2015, ada sepuluh perusahaan yang teridentifikasi membuka lahan dengan cara membakar hutan.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Minggu, 21 Jul 2019 21:02 WIB
Walhi: Mayoritas kebakaran hutan di Kalteng disengaja

Ketua Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Tengah (Kalteng) Dimas Hartono mengatakan, peristiwa kebakaran hutan di Kalteng kerap terjadi karena andil perusahaan. Menurut dia, mayoritas kasus kebakaran hutan di Kalteng melibatkan perusahaan sawit. 

“Kebakaran hutan yang terjadi di Kalteng sejak tahun 1990-an merupakan momok yang sangat sering dan merupakan bencana ekologi yang sebenarnya. Bukan karena faktor alam saja, tapi adanya faktor-faktor lain, ke arah yang disengaja,” kata Dimas di Kantor Walhi, Tegal Parang, Jakarta, Minggu (21/7).

Sejak 2015 saja, menurut Dimas, Walhi mengidentifikasi ada 10 perusahaan yang membuka lahan dengan membakar hutan. Saat ini, dua di antaranya telah dituntut ke pengadilan karena sengaja membakar hutan. 

Perusahaan yang telah terbukti bersalah di pengadilan adalah PT Kalimantan Lestari Mandiri (KLM), sedangkan PT Arjuna Utama Sawit masih menunggu putusan.

“Jadi, memang perlu kerja-kerja serius. Bukan sekadar lip service, tapi kerja-kerja nyata (untuk) menindak tegas investor yang harus bertanggung jawab atas kebakaran yang terjadi di Kalteng,” ujarnya.

Menurut Dimas, dari 15,4 juta hektare lahan di Kalteng, sebanyak 80% telah dikuasai perusahaan perkebunan. "Nah, kondisi alam di Kalteng sudah kritis bencana ekologis. Yang terjadi bukan hanya bencana ekologis asap, tetapi juga banjir dan longsor," tuturnya. 

Keseriusan pemerintah, lanjut Dimas, dibutuhkan untuk menghentikan terjadinya kebakaran hutan di Kalteng. Pemerintah wajib mengevaluasi izin setiap perusahaan yang beroperasi, baik yang kawasan produksinya terbakar atau pun tidak.

"Penegakan hukum kalau dilakukan secara parsial tanpa mengevaluasi izin-izin yang ada, maka akan terus terjadi kebakaran. Kita tahu yang paling mudah dan murah untuk membuka lahan adalah dengan membakar. Ini akan menghemat anggaran perusahaan," ujar dia. 

Sponsored


 

Berita Lainnya
×
tekid