sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Wamenkeu: Transisi ke Energi Baru Terbarukan bukan pilihan, melainkan kewajiban

Keberadaan dari energi fosil yang memiliki efek CO2 ini tidak baik bagi kita dalam jangka menengah panjang.

Davis Efraim Timotius
Davis Efraim Timotius Jumat, 22 Okt 2021 11:02 WIB
Wamenkeu: Transisi ke Energi Baru Terbarukan bukan pilihan, melainkan kewajiban

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan transisi menuju Penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) bukan merupakan suatu pilihan, melainkan kewajiban yang harus dilakukan di masa depan.

“Energi terbarukan itu, dalam banyak sekali pembicaraan, ini bukan pilihan. Ini adalah arah ke depan kita,” ujar Suahasil dalam keterangan tertulis, Jumat (22/10).

Suahasil mengatakan bahwa kebutuhan energi ke depan akan terus berlanjut dan semakin membesar dan kalau hanya dipenuhi dengan energi fosil mungkin tidak akan pernah cukup. Di sisi lain keberadaan dari energi fosil yang memiliki efek CO2 ini tidak baik bagi kita dalam jangka menengah panjang.

“Kita ingin menciptakan tentu satu sisi kebutuhan energi kita akan terus berlanjut dan membesar dan rasanya kalau hanya dipenuhi yang sifatnya fosil energi mungkin tidak akan pernah cukup. Di sisi lain keberadaan dari fosil energi yang memiliki efek CO2 ini tidak baik bagi kita dalam jangka menengah panjang,” ucap Suahasil.

Suahasil mengatakan dalam proses menuju ke arah penggunaan EBT secara penuh tersebut, Indonesia tidak berangkat dari titik nol. Salah satu bentuk komitmen Indonesia adalah dengan meratifikasi Paris Agreement, di mana pemerintah memiliki komitmen untuk menurunkan emisi CO2 sebesar 41% dengan bantuan dari dunia internasional dan 29% dengan usaha sendiri.

“Cara menjalankannya adalah dengan melihat sektor-sektor apa sih di perekonomian kita yang memiliki emisi. Dari hampir semua publikasi yang diupayakan, kajian yang dirumuskan, desain yang dihitung, ada sekitar 38% (sepertiga lebih dari emisi yang harus kita turunkan itu) pada sektor energi. Nah disini termasuk di sektor penyediaan listrik,” tutur Suahasil.

Menurutnya hal ini tidak terlepas dari masa lalu Indonesia yang membangun pembangkit-pembangkit listrik yang berbasiskan energi atau input yang berasal dari fosil, di antaranya pembangkit listrik batubara dan pembangkit listrik bahan bakar solar.

“Saat ini kita punya PLTU batubara, kita punya PLTD diesel. Tapi seperti saya sampaikan tadi bahwa komitmen adalah menuju energi terbarukan bukan pilihan. Ini jalan kita ke depan yang harus kita pikirkan,” tegas Suahasil.

Sponsored
Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid