sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Warga Surabaya belum siap hadapi pelonggaran PSBB

Pelonggaran pembatasan sosial belum bisa diterapkan secara penuh di Surabaya.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Jumat, 17 Jul 2020 07:58 WIB
Warga Surabaya belum siap hadapi pelonggaran PSBB

LaporCovid-19.org dan Social Resilience Lab Nanyang Technological University (NTU) Singapura, mengadakan survei untuk memetakan persepsi risiko warga Surabaya terhadap Covid-19. Secara keseluruhan, skor Risk Perception Index (RPI) warga Surabaya sebesar 3,42.

“Artinya, secara deskriptif, skor ini berarti warga Surabaya secara umum memiliki tingkat persepsi risiko yang cenderung agak rendah. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa kebijakan, skor ini menunjukkan bahwa pelonggaran pembatasan sosial belum bisa diterapkan secara penuh di Surabaya akibat masih rendahnya tingkat persepsi risiko warga,” ujar sosiolog bencana sekaligus Asociate Professor NTU Sulfikar Amir dalam keterangan tertulis, Jumat (17/7).

Setelah DKI Jakarta, episentrum penyebaran Covid-19 berada di Surabaya. Kebijakan tidak memperpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya bakal semakin melonggarkan aktivitas warga. Imbasnya, terjadi peningkatan jumlah kasus Covid-19. Survei persepsi risiko Covid-19 ini menunjukkan warga Surabaya belum siap menghadapi perlonggaran pembatasan sosial.

Survei dilakukan dari 19 Juni hingga 10 Juli. Survei berhasil mengumpulkan 5.904 responden yang tersebar di seluruh wilayah Surabaya. Namun, hanya 2.895 responden yang dinyatakan valid.

Survei menggunakan metode quota sampling berdasarkan variabel penduduk per kelurahan di Surabaya. Survei daring dilakukan melalui platform Qualtrics dengan bantuan Humas Pemerintah Kota Surabaya dan jaringan komunitas warga.

Studi persepsi risiko ini menggunakan tiga metode analisa. Pertama, statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran demografi responden serta informasi dasar terkait variabel studi. Kedua, analisa Spearman rho untuk mengukur korelasi antar variabel dan faktor demografi. Ketiga, formulasi pengukuran indeks persepsi risiko (Risk Perception Index) untuk mengukur kecenderungan umum persepsi risiko responden terhadap situasi pandemi.

Formulasi pengukuran indeks persepsi risiko memasukkan enam variabel, yang meliputi risk perception, self-protection, information, knowledge, social capital, dan economy. Sedangkan, reponden survei terdiri dari 40,2% perempuan. Dari aspek pendidikan, mayoritas responden lulusan Sarjana atau 47,1% dan SMA atau 36,1%.

Sementara itu, responden pegawai swasta sebesar 36,6%, ibu rumah tangga 15,8%, aparatur sipil negara (ASN) 15,5%. Dari sisi risiko kesehatan terhadap infeksi Covid-19, sebanyak 21% responden memiliki riwayat atau sedang mengindap penyakit komorbiditas.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid