sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Yaqut Cholil akan kedepankan 3 ukhuwah, Budi Gunadi masih fokus di Covid

Presiden Jokowi mengumumkan nama Yaqut Cholil Qoumas sebagai calon Menteri Agama dan Budi Gunadi Sadikin sebagai calon Menteri Kesehatan.

Hermansah
Hermansah Rabu, 23 Des 2020 08:27 WIB
Yaqut Cholil akan kedepankan 3 ukhuwah, Budi Gunadi masih fokus di Covid

Seperti yang diduga sebagian kalangan, pada reshuffle kabinet ini, Presiden Jokowi akan mengganti Menteri Kesehatan dan Menteri Agama. Dua posisi ini, memang kerap dipersoalkan publik. Pada pengumuman nama menteri baru kemarin, Presiden Jokowi mengumumkan nama Yaqut Cholil Qoumas sebagai calon Menteri Agama dan Budi Gunadi Sadikin sebagai calon Menteri Kesehatan. Seperti apa rencana mereka setelah dilantik? Berikut penuturan mereka seperti dilansir setkabi.go.id.  

Calon Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan keinginannya, untuk menjadikan agama sebagai inspirasi bukan aspirasi. Hal itu disampaikannya usai diperkenalkan Presiden Joko Widodo sebagai calon Menteri Agama (Menag), di beranda belakang Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/12) sore.

“Agama sebisa mungkin tidak lagi digunakan menjadi alat politik, baik untuk menentang pemerintah maupun merebut kekuasaan atau mungkin untuk tujuan-tujuan yang lain. Agama biar menjadi inspirasi dan biarkan agama itu membawa nilai-nilai kebaikan dan nilai-nilai kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.

Selanjutnya, dipaparkan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor ini, dirinya akan berupaya meningkatkan ukhuwah islamiah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah. Hal tersebut, imbuhnya, bukan tugas yang mudah.

“Kenapa ukhuwah islamiah? Karena kita tahu bahwa mayoritas warga negara ini adalah pemeluk agama Islam, maka negara ini akan damai, negara ini akan tenteram jika sesama muslim, sama umat Islam ini memiliki ukhuwah atau persatuan di antara mereka,” ujar Yaqut.

Ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan sesama warga bangsa, jelasnya, juga penting karena kemerdekaan bangsa Indonesia diperoleh atas perjuangan semua agama. Oleh karena itu, semua berhak memiliki negara Indonesia.

“Umat muslim, kaum kristiani, Hindu, Buddha, Konghucu, dan semua agama yang ada di Indonesia pada waktu pergolakan kemerdekaan mereka terlibat. Penting ukhuwah wathaniyah ini kemudian kita bangkitkan kembali, agar tidak ada satu kelompok pun, tidak satu agama pun yang mengklaim merasa paling memiliki negara ini,” tegasnya.

Terkait ukhuwah basyariyah atau persaudaraan/persatuan sesama umat manusia, Yaqut mengutip kalimat Ali bin Abi Thalib yang artinya mereka yang tidak saudara dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan.

Sponsored

“Ini saya kira penting untuk menjadi kesadaran bagi seluruh warga bangsa ini. Jika ini dilakukan maka saya meyakini ke depan Indonesia ini akan jauh lebih tenteram dan pembangunan yang tadi sudah disampaikan oleh beberapa calon menteri tadi itu akan lebih mudah untuk diwujudkan,” ujarnya.

Terakhir, Yaqut menegaskan pentingnya untuk memajukan pendidikan agama di Indonesia.

“Pendidikan agama apapun, termasuk tentunya di dalamnya adalah pondok pesantren. Bagaimana pondok pesantren bisa didorong mandiri dan pada akhirnya akan melahirkan kader-kader terbaik bangsa, kader-kader terbaik yang bisa memberikan sumbangsih terbaiknya untuk bangsa dan negara,” tuturnya.

Sementara calon Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, mendapatkan tugas untuk mengatasi masalah kesehatan akibat pandemi Covid-19 yang saat ini melanda Indonesia.

“Kami ditugasi salah satunya adalah untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh virus SARS COV-2 ini,” kata Budi.

Tak hanya itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga akan memperkuat sistem pelayanan kesehatan publik Indonesia sehingga siap dan mumpuni dalam menghadapi ancaman virus di masa yang akan datang.

“Kami juga bisa mempersiapkan sistem pelayanan kesehatan publik yang siap, kuat, mumpuni, agar generasi sesudah kita bisa menghadapi SARS COV-3 atau SARS COV-4 yang kita tidak tahu kapan datangnya,” ujarnya.

Namun, hal itu harus dilakukan secara bersama-sama, tidak hanya oleh Kemenkes melainkan harus menggerakkan seluruh pihak.

“Kementerian Kesehatan tidak mungkin melakukannya secara eksklusif, kita harus melakukannya secara inklusif. Kami percaya, tidak cukup pemerintah membuat program-program pemerintah sendiri, tapi ini harus merupakan suatu gerakan yang dilakukan bersama-sama dengan seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.

Budi meyakini, dengan kerja sama secara inklusif antara Kemenkes, asosiasi, pemerintah daerah, dan seluruh komponen bangsa tersebut maka akan terbangun sistem layanan kesehatan publik yang kuat dan mampu mengatasi masalah SARS COV-2.

“Semua anak-anak kita bisa segera kembali ke sekolah, belajar, bertemu dengan guru-gurunya. Semua pengusaha-pengusaha UKM bisa membuka toko-tokonya dan kembali berdagang seperti biasa. Semua pekerja bisa datang kembali ke kantornya dan memulai hidup yang normal. Semua keluarga bisa kembali bersilaturahmi dengan sesama teman-teman dan keluarga mereka,” tuturnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid