sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Absennya Anies Baswedan di pertemuan Bogor dipertanyakan 

Anies Baswedan merupakan satu-satunya tokoh muda yang absen dalam pertemuan tersebut.

Christian D Simbolon
Christian D Simbolon Kamis, 16 Mei 2019 14:54 WIB
Absennya Anies Baswedan di pertemuan Bogor dipertanyakan 

Politikus Partai Demokrat Andi Arief mempertanyakan absennya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pertemuan para tokoh muda nasional di Bogor, di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/5). Menurut Andi, Anies sedang main aman. 

"Seharusnya @aniesbaswedan kawan saya juga jangan diam dan bertahan pada main aman. Ada yg mengganggu akal sehat namun diam, dimana kemanusiaan kita?," cuit Andi via akun Twitter terverifikasi @AndiArief, Kamis (16/5).

Dalam pertemuan yang diinisiasi Wali Kota Bogor Bima Arya itu, sejumlah kepala daerah hadir, semisal Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dan Bupati Banyuwangi Azwar Anas. 

Dalam acara itu, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid juga turut hadir. 

 

Menurut Andi, Anies seharusnya mencontoh teladan dari AHY. Saat kubu 02 mengklaim kemenangan di Pilpres 2019 dan menolak hasil hitung KPU, Andi mengatakan, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu langsung tampil menengahi perseteruan dengan menyambangi Istana Negara dan bertemu dengan Jokowi.

"Di saat 02 klaim menang 62 persen dan kini versi revisi 54 persen dan 01 dinyatakan menang oleh quick count, AHY adalah orang yg pertama yg menyatakan sebaiknya semua pihak menunggu 22 Mei. Dia dibully dan dituduh penghianat, hanya karena mengajak hidup benar," cuit dia. 

Sponsored

Usai pertemuan di Bogor, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan, para tokoh muda sepakat bertemu karena kegelisahan yang sama melihat situasi nasional pascapemungutan suara. 

"Dengan kata lain, ada kekhawatiran yang sama akan ruang-ruang perpecahan di tengah kehidupan masyarakat," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu. 

Kang Emil berharap pertemuan tersebut bisa sedikit meredakan tensi politik yang terus menghangat jelang pengumuman resmi KPU, 22 Mei mendatang.

Pasalnya, tokoh-tokoh yang bertemu merupakan perwakilan dari kedua kubu. "Rakyat adalah cerminan pemimpinnya, pemimpin adalah suara rakyatnya," katanya.

Bima Arya menyebut semua tokoh muda nasional yang hadir bersepakat menyebarkan semangat persatuan. Menurut dia, latar belakang politik bukan alasan untuk tidak menjalin persahabatan.

"Kita cinta Indonesia, kita berdiskusi bagaimana membangun Indonesia dengan cara-cara damai. Kedua, kita berdiskusi tentang kondisi Tanah Air pascapilpres, agar seluruh proses yang ada kita hormati. Berikan tempat pada koridor hukum, sambil kita mempererat silaturahim," katanya. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid