sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

AHY: Isu bagi-bagi kursi menteri Prabowo-Sandi lukai hati rakyat

Komandan Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan adanya isu bagi kursi menteri Prabowo-Sandi dapat melukai hati rakyat.

Sukirno
Sukirno Rabu, 03 Apr 2019 02:24 WIB
AHY: Isu bagi-bagi kursi menteri Prabowo-Sandi lukai hati rakyat

Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan adanya isu bagi kursi menteri Prabowo-Sandi dapat melukai hati rakyat.

Putra sulung Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menilai isu bagi-bagi kursi untuk partai pengusung pasangan 02 Prabowo-Sandi bisa melukai hati rakyat, karena Pemilu juga belum selesai.

"Saya khawatir justru isu semacam ini (bagi-bagi kursi menteri) bisa melukai rakyat," kata AHY di Cirebon, Jabar, Selasa (2/4).

Dia mengatakan tidak tertarik untuk membicarakan posisi di kabinet yang akan disusun oleh pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi, karena sangat tidak patut pemilihan belum dilakukan, namun sudah meributkan masalah kursi menteri.

Menurut AHY, Partai Demokrat tidak terlalu sibuk untuk mempermasalahkan posisi apa yang bisa diberikan kepada partai pengusung untuk kabinet nanti.

"Kurang elok pemilihan belum dilakukan, belum tahu siapa yang menang, kemudian sudah berfikir tentang menteri," tuturnya.

AHY berharap pada Pemilu ini bisa menghadirkan wajah baru dalam pemerintahan dan tidak lagi ada isu yang bisa melukai hati rakyat karena elitenya sibuk mengurusi kepentingan pribadi.

Partai Demokrat, lanjut AHY lebih fokus untuk mengurusi kepentingan rakyat melalui perjuangan memenangkan para caleg atau wakil rakyat yang sedang berjuang.

Sponsored

"Kita fokus saja soal program kita kepada rakyat jangan mencederai rakyat," ujarnya.

Namun, dirinya juga tidak menampik sudah ada perbincangan sejak awal keterlibatannya pada susunan kabinet mendatang, akan tetapi itu memang keniscayaan politik.

"Sebenarnya Partai Demokrat sejak awal secara langsung telah ditawarkan terlibat kabinet mendatang. Jumlah posisinya tidak bisa kita jelaskan," ucap AHY.

Beda pilihan

Sementara itu, AHY menilai sangat wajar jika ada kader partai yang berbeda pilihan, terutama pemimpin nasional yaitu presiden.

"Sangat wajar jika ada prevensi tertentu (perbedaan kader Partai Demokrat) dalam menentukan pemimpin nasional," kata AHY saat menanggapi kader partai yang memilih mendukung capres petahana Jokowi.

Menurut AHY, Partai Demokrat sudah sejak awal terbuka dalam masalah memilih pemimpin, namun dalam struktural Partai Demokrat masih mengusung pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi.

Dia menjelaskan, partai yang pernah menjadi penguasa selama 10 tahun itu sangatlah demokratis dan majemuk, sehingga wajar jika ada perbedaan pilihan.

"Sejak awal kita memang tidak malu-malu mengatakan secara terbuka partai Demokrat adalah partai yang sangat majemuk dan demokratis," ujarnya.

Dia melanjutkan banyak yang mempertanyakan kenapa tidak memberikan sanksi kepada para kader yang berbeda pilihan, tapi dia menyatakan bahwa Demokrat sangat demokratis.

"Ada yang mendesak kami kenapa tidak diberi sanksi segala macam, tapi tunggu dulu karena ini partai yang sangat demokratis. Tidak bisa hanya karena punya perbedaan pandangan politik terkait pilpres, kemudian kami memberikan sanksi begitu saja," tuturnya.

AHY menambahkan untuk kader yang berbeda pilihan dalam pilpres itu tidak hanya dari Demokrat saja, namun banyak partai mempunyai masalah yang sama, baik dari kubu 01 maupun 02.

"Tapi lihat, tidak hanya Demokrat yang mengalami situasi seperti ini, kader partai pengusung pak Jokowi juga ada yang di pak Prabowo," ucap AHY. (Ant).

Berita Lainnya
×
tekid