sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Beredar grup percakapan polisi menangkan Jokowi ternyata hoaks

Polisi menyebut percakapan grup Whatsapp itu sengaja dibuat dan disebarluaskan untuk mengacaukan pemilu.

Achmad Al Fiqri
Achmad Al Fiqri Senin, 01 Apr 2019 21:29 WIB
Beredar grup percakapan polisi menangkan Jokowi ternyata hoaks

Beredarnya screenshoot atau tangkapan layar grup Whatsapp percakapan polisi yang menggalang dukungan untuk kemenangan paslon nomor urut 01, Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 ternyata hoaks atau informasi bohong. 

Demikian disampaikan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Nusa Tenggara Barat, AKBP Purnama. Dia mengatakan, pihaknya memastikan hal tersebut hoaks setelah adanya pemeriksaan yang dilakukan oleh Bid Propam Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) bekerja sama dengan Div Propam Polri. 

“Setelah diperiksa Bid Propam Polda NTB dengan Asistensi Div Propam Polri, bahwa isu tersebut tidak terbukti. Itu merupakan hoaks,” kata Purnama saat dikonfirmasi pada Senin, (1/4).

Purnama menilai percakapan grup Whatsapp tersebut sengaja dibuat, kemudian disebarluaskan di media sosial oleh seseorang. Menurut dia, perbuatan tersebut jelas merupakan penyebaran informasi bohong yang dapat menyesatkan publik.

"Jelas ini adalah upaya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang ingin membuat tidak tertibnya atau mengacaukan suasana pemilu yang hingga saat ini terus dijaga oleh Polda NTB," katanya.

Karena itu, Purnama mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama melawan segala bentuk hoaks dan turut serta menjaga ketertiban umum. Hingga saat ini pihaknya masih mencari pelaku penyebaran informasi bohong tersebut.

"Terhadap pelaku masih kita telusuri," ucapnya.

Sebuah tangkapan layar grup WhatsApp sempat menghebohkan publik karena berisi percakapan anggota polisi daerah Bima, Nusa Tenggara Barat. Dalam percakapan tersebut, terdapat perintah untuk mendukung kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 dalam Pemilu 2019. Para kapolsek diminta untuk melakukan penggalangan massa secara persuasif.

Sponsored

Caranya dimulai dengan membuka pembicaraan yang menyodorkan sejumlah prestasi pemerintah saat ini. Setelah terbawa, barulah dipengaruhi agar yang diajak bicara memutuskan sendiri mereka akan memilih kandidat nomor urut 01.

Dalam tangkapan layar grup Pilpres 2019 yang beredar, seseorang bernama AKBP Erwin Ardiansyah menekankan agar para kapolsek sungguh-sungguh untuk menjalankan instruksi ini. Dia menargetkan kemenangan untuk Jokowi-Ma'ruf minimal 60%. Apabila daerahnya kalah, kinerja kapolsek tersebut akan dievaluasi oleh kapolda.

Grup Whatsapp bernama ‘Pilpres 2019’ itu berisi 43 anggota polisi yang diduga mempunyai jabatan mulai dari Aiptu hingga AKBP. Percakapan grup itu diduga dibocorkan oleh salah satu anggota yang telah dikeluarkan dari grup tersebut.

Menaggapi hal ini, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan atas kebenaran hal tersebut. Jika hal itu benar terjadi, anggota Polri tersebut akan ditindak secara tegas.

“Kita akan cek kebenaran isu tersebut. Bila terbukti benar ada oknum anggota Polri yang terlibat sesuai dengan fakta hukum, pasti akan ada tidakan tegas oleh Propam Polda dan akan diawasi oleh Divisi Propam Polri sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang berlaku,” kata Dedi.

Menurutnya, Kapolri telah menekankan netralitas yang harus dipegang jajarannya selama pemilu berlangsung. Apalagi hal ini telah diamanatkan dalam Undang-Undang dan telah mendapat intruksi tegas dari Kapolri melalui Surat Telegram (TR) resmi.

“Bahwa netralitas Polri dalam kontestasi pemilu 2019 sudah final sesuai Pasal 28 UU Nomor 2 Tahun 2002 dan beberapa TR arahan langsung dari Pimpinan Polri untuk seluruh anggota Polri harus menjaga netralitas,” ucap Dedi.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid