sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BPN kritik politik bansos Jokowi

Pemerintah Jokowi terkesan menambah jumlah bantuan dan mengebut pencairannya menjelang pemungutan suara pada 17 April 2019.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Selasa, 12 Mar 2019 16:51 WIB
BPN kritik politik bansos Jokowi

Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Ledia Hanifah mengaku khawatir dengan sejumlah manuver politik yang dilakukan calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi). Menurut Ledia, Jokowi tengah menggunakan kekuasaannya demi kepentingan kampanye politik. 

Ia mencontohkan gencarnya bantuan sosial (bansos) yang dikucurkan pemerintah sejak akhir tahun lalu. Bahkan, lanjut Ledia, ada kesan pemerintah Jokowi menambah jumlah bantuan dan mengebut pencairannya menjelang pemungutan suara pada 17 April 2019.  

"Bantuan-bantuan yang harusnya bulan Maret belum cair tiba-tiba Januari cair semua dengan nominal bertambah dan juga sesuatu yang mestinya jalannya tidak bulan-bulan itu, tapi dimajukan," kata dia di Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta, Selasa (12/3).

Belakangan, Jokowi memang terlihat mengebut pengucuran bantuan sosial bagi masyarakat. Di berbagai kesempatan, Jokowi juga kian rajin membagi-bagi sertifikat tanah. Jokowi bahkan menjanjikan melipatgandakan anggaran untuk Program Keluarga Harapan (PKH) pada 2019 nanti, dari Rp19,3 triliun menjadi Rp 34,4 triliun. 

Menurut Ledia, manuver-manuver Jokowi itu hanya beda tipis dengan politik uang. "Ketika bicara money politic itu ada power politic yang mendorong memberikan tanpa disadari itu tipis banget dengan money politic," ujarnya. 

Senada, Direktur Relawan BPN Prabowo-Sandi, Ferry Mursyidan Baldan mengaku khawatir dengan manuver-manuver petahana. Karena itu, ia menginstruksikan agar para pendukung Prabowo-Sandi menempel stiker menolak bingkisan dari kubu petahana di rumah masing-masing. 

Namun demikian, Ferry tak melarang para pendukung Prabowo-Sandi untuk mengambil uang yang diberikan dari petahana. "Kalau di dalam bingkisannya ada yang bisa dimanfaatkan, ambil. Karena itu uang negara, bukan uang kandidat. Tapi, kalau ada simbol capresnya bakar saja," katanya.

Pada kesempatan yang sama, politikus Gerindra Ferry Juliantono mengatakan  petahana saat ini telah menggunakan instrumen negara untuk kepentingan mendongkrak elektabilitas. 

Sponsored

"Definisi money politic tidak hanya bagi-bagi uang tapi penggunaan instrumen kekuasan untuk membagi-bagikan sesuatu. Penggunaan instrumen kekuasaan dan pelanggaran ini semakin jelas terlihat sekarang ini," katanya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid