sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Demi hakim konstitusi, asupan makanan pun harus lolos uji

MK bekerja sama dengan tim dari BPOM untuk memastikan para hakim tidak mendapatkan asupan makanan yang berbahaya bagi kesehatan.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Jumat, 21 Jun 2019 20:40 WIB
Demi hakim konstitusi, asupan makanan pun harus lolos uji

Padatnya jadwal sidang sengketa hasil Pilpres 2019 memaksa hakim-hakim Mahkamah Konstitusi (MK) harus bekerja ekstra keras. Selain bersidang sepanjang pekan, para hakim juga bisa seharian penuh berada di ruang sidang untuk memeriksa keterangan para saksi. 

Tak jarang sidang juga molor hingga malam hari karena beragam faktor. Pada sidang pemeriksaan saksi kubu Prabowo-Sandi, Rabu (19/6) lalu misalnya, hakim-hakim MK harus bekerja hingga sekitar 20 jam supaya semua saksi bisa diperiksa. 

Beratnya beban kerja itu mendorong MK memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan para hakim. Juru bicara MK Fajar Laksono mengatakan, pihaknya telah menyiagakan tim medis di poliklinik MK setiap hari.

"Secara periodik memantau kesehatan, terutama hakim konstitusi, termasuk juga pegawai," ujar Fajar saat dihubungi Alinea.id di Jakarta, Jumat (21/6).

Di poliklinik resmi MK itu, Fajar mengatakan, ada 1 dokter internist, 2 dokter umum, 2 dokter gigi, 1 dokter syaraf dan fisioterapi 1, dan 3 perawat yang siap memberikan bantuan medis. Tak hanya untuk para hakim, jasa tenaga medis juga bisa dipakai para pegawai MK dan pihak luar jika diperlukan. 

"Selain itu juga ada 1 apoteker, 1 asisten apoteker, 1 perawat gigi, dan 1 fisioterapi. Ya, terkecuali ada kondisi darurat atau insidental, tentu dapat dimanfaatkan juga. Kami juga punya ambulans dan stand by," jelasnya. 

Tak hanya itu, MK juga menyediakan ahli gizi khusus untuk menjamin para hakim MK mendapatkan asupan makanan berkualitas. Menurut Fajar, hidangan yang bakal dikonsumsi para hakim juga harus diuji terlebih dahulu oleh tim Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Ia mencontohkan kasus ditemukannya makanan ringan yang mengandung senyawa arsen untuk para hakim MK, Jumat (21/6). Meskipun lazim terdapat pada tumbuhan dan tidak berbahaya dikonsumsi dalam kadar rendah, menurut Fajar, makanan ringan tersebut diganti dengan yang baru.  

Sponsored

"Untuk safety, snack itu ditarik, diganti. Pokoknya semua hidangan yang dikonsumsi hakim konstitusi harus dipastikan aman dan meminimalisasi adanya dampak pada kesehatan," ujar dia. 

Diungkapkan Fajar, kasus lolosnya makanan 'berbahaya' bagi para hakim juga terjadi, tiga hari lalu. Ketika itu, hasil uji tim BPPOM menemukan tahu bacem yang bakal disajikan untuk para hakim mengandung formalin dalam jumlah yang cukup tinggi. "Jadi, harus ditarik dan diganti," imbuh dia.

Dokter spesialis gizi RS Pusat Pertamina (RSPP) Titi Sekar Indah mengatakan, wajib hukumnya bagi para pekerja lembur, seperti hakim MK saat ini, untuk mengatur pola makan dan pola tidur.

Minimal, menurut Titi, para hakim harus mendapat asupan kalori yang cukup untuk bekerja seharian penuh. "Kalori per hari rata-rata untuk untuk wanita 1.700-1.900, sedangkan untuk laki-laki 1.900-2.100 kalori. Setelah kalori mencukupi, protein juga harus mencukupi," kata Titi saat dihubungi Alinea.id. 

Selain rutin mengonsumsi sayur dan buah, Titi juga menganjurkan para pekerja lembur untuk menghindari asupan makanan berminyak dan makanan cepat saji. "Intinya karbohidrat, protein, dan lemak harus seimbang," imbuhnya. 

Ia juga menganjurkan para hakim minum air mineral sebanyak 6-8 gelas per hari. Jika masih dirasa kurang, Titi juga menyarankan agar para hakim konstitusi mengonsumsi suplemen multivitamin dan mineral.

"Pola tidur juga perlu dilihat. Tidur itu sangat penting untuk kebugaran dan daya tahan tubuh kita agar tidak sering sakit dan konsentrasi lebih bagus. Para hakim bisa curi-curi waktu untuk tidur saat jeda. Lima belas menit (tidur) juga sudah bagus," kata dia.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid