sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Di Senayan, Ma'ruf galang dukungan ibu-ibu majelis taklim

Saat berorasi, Ma'ruf menuturkan alasan kenapa pasangan Jokowi-Ma'ruf harus dipilih. 

Rakhmad Hidayatulloh Permana
Rakhmad Hidayatulloh Permana Senin, 08 Apr 2019 20:22 WIB
Di Senayan, Ma'ruf galang dukungan ibu-ibu majelis taklim

Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Ma'ruf Amin turut hadir dan memberikan sambutan dalam acara 'Majelis Taklim Berselawat' di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/4). Saat berorasi, Ma'ruf menuturkan alasan kenapa pasangan Jokowi-Ma'ruf harus dipilih. 

Di hadapan ribuan ibu-ibu majelis taklim se-Jabodetabek itu, Ma'ruf bercerita bahwa ia dulu sempat berprofesi sebagai guru mengaji di majelis taklim. Kini, Ma'ruf 'naik kelas' menjadi cawapres. 

"Ternyata ustaz majelis taklim juga bisa jadi calon wakil presiden. Mau dukung saya, ibu-ibu semua? Pasti? Yakin? Siap? Janji? Alhamdulillah," ujar Ma'ruf.

Lebih jauh, Ma'ruf juga mengatakan Jokowi adalah sosok pemimpin yang memuliakan ulama. "Pak Jokowi bisa saja mengangkat wapresnya dari tentara, Polri, dari pengusaha, dari profesional, dari politik, tapi Pak Jokowi tidak mengangkat mereka. Jokowi mengangkat saya sebagai ulama sebagai calon wakil presiden berarti ini menghormati ulama," imbuhnya.

Ma'ruf optimistis, dukungan dari majelis taklim itu bakal punya dampak elektoral bagi pasangan Jokowi-Ma'ruf. Dengan dukungan dari para ibu majelis taklim, ia optimistis bisa menguasai 60% suara di DKI Jakarta. 

"Sangat berpengaruh. Kan majelis ta'lim itu punya jemaah. Cuma enggak semua jemaah di bawah. Tapi, kan simpul-simpulnya. Nah, itu akan memberikan efek besar," ujarnya. 

Sebelum Ma'ruf, anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) berorasi. Dalam orasinya, lawan Jokowi bukan hanya pasangan Prabowo-Sandi, tapi juga fitnah dan hoaks.

"Dulu beliau difitnah pribadinya, bahwa Pak Jokowi non-Muslim. Ternyata Pak Jokowi dari keluarga Muslim," kata dia. Setelah tidak berhasil dari sisi pribadi, kebijakan-kebijakan beliau (difitnah). Kalau Pak Jokowi menang, kerudung akan dilarang untuk muslimah. Tidak benar," ujarnya. 

Sponsored

TGB menegaskan, justru pada era Jokowi, syiar Islam menyebar secara merata ke seluruh Indonesia. "Pada masa Pak Jokowi pula yang Muslimah ingin menggunakan jilbab pada saat bertugas diberikan izin," ujar mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat itu.

Berita Lainnya
×
tekid