sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Golput tantangan bagi peserta pemilu 

Peserta pemilu diminta tampil lebih mengkilap supaya pemilih terdorong untuk nyoblos.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Kamis, 24 Jan 2019 20:59 WIB
Golput tantangan bagi peserta pemilu 

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asyari merebaknya ajakan untuk menjadi golongan putih (golput) merupakan tantangan bagi peserta pemilu. Para kandidat, baik di pentas pileg maupun pilpres, diharapkan lebih bersemangat mengajak pemilih ke bilik suara pada saat pencoblosan. 

"Kan seruan itu karena apa? Kalau baca statement-nya ya karena belum yakin terhadap penampilan peserta pemilu selama ini untuk meyakinkan pemilih," ujar Hasyim kepada Alinea.id di Jakarta, kemarin. 

Fenomena golput kembali mengemuka setelah sejumlah mahasiswa mendeklarasikan pembentukan kelompok Saya Milenial Golput (SMG), pertengahan Januari lalu. SMG didirikan sebagai bentuk kekecewaan terhadap kampanye politik tak sehat yang kerap dipertontokan. 

"Seruan itu tantangnya kepada peserta pemilu, supaya tampil lebih meyakinkan kepada pemilih agar nanti pemilih hadir memilih untuk peserta pemilu itu," ujar Hasyim. 

Dalam survei yang dirilis awal Januari lalu, Indikator Politik Indonesia (IPI) mencatat jumlah golput mencapai 1,1% atau naik tipis dari survei serupa yang digelar pada Oktober 2018. Ketika itu, angka golput hanya 0,9%. 

Namun demikian, menurut Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi, jumlah golput bisa mencapai 20%. Pasalnya, angka swing voters dan undecided voters masih cukup tinggi, yakni 14% dan 9,2%. Golongan pemilih yang masih ragu itu diprediksi bakal turut menyumbang angka golput.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kaka Suminta mengatakan golput bukan fenomena baru. Golput pun tak dianggap sebagai sebuah pelanggaran di dalam UU Pemilu. 

"Tapi harus dibedakan antara golput karena alasan politik dengan mereka yang malas atau tak datang ke TPS karena alasan lain. Jadi tingkat partisipasi bukan tolok ukur golput," ujar dia. 

Sponsored

Lebih jauh, Kaka meminta supaya jumlah golput ditekan. "Pada dasarnya KPU dan paslon berjalan saja pada koridor UU pemilu dengan tetap memgajak masyarakat untuk memilih. Mungkin pendidikan politik oleh parpol dan sosialisasi penyelenggara pemilu pun bisa diiintensifkan," ujar dia. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid