sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Hoaks dikhawatirkan bikin masyarakat apatis, sehingga pilih golput

Hoaks itu membuat rasional menjadi terombang-ambing, pemilih menjadi terbelah antara hati dan pikirannya.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Jumat, 25 Jan 2019 19:11 WIB
Hoaks dikhawatirkan bikin masyarakat apatis, sehingga pilih golput

Maraknya berita bohong atau hoaks yang terjadi akhir-akhir ini dikhawatirkan dapat membuat masyarakat apatis terhadap pemilihan umum atau (pemilu) yang akan berlangsung pada 17 April 2019. Akumulasi dari jenuhnya hoaks itu bukan tidak mungkin malah membuat masyarakat memilih golput.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayetno,mengamini bahwa hoaks telah membuat pikiran rasional masyarakat menjadi bias, sehingga minat politik mereka menjadi berkurang.

“Hoaks itu membuat rasional menjadi terombang-ambing, sekarang pemilih itu menjadi terbelah antara hati dan pikirannya,” kata Adi dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Jumat, (25/1).

Sementara Wakil Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional Jakowi-Ma’ruf , Hermawi Taslim, mengatakan merebaknya hoaks membuat pihaknya khawatir dapat merusak kondisi pesta demokrasi lima tahunan tersebut.  

Sebab, kekhawatiran itu sudah mulai terasa lantaran berimbas pada kubu Jokowi-Ma'ruf terutama di media sosial. Menurutnya, hoaks yang beredar saat ini semakin mengaburkan data pencapaian pemerintahan Jokowi. Pihaknya pun khawatir hoaks dapat merusak suara Jokowi di 2019.

“Kami ada divisi yang menangani hoaks. Tapi mereka pada mengeluh sekarang, karena hoaks ini makin membuat orang itu tak paham terhadap data. Padahal ada di depan mata,” kata Hermawi. “Sekarang ini kepuasan masyarakat terhadap Jokowi hampir 70%, tapi elektabilitasnya baru 54%.”

Untuk mencegah angka golput semakin tinggi, kata Hermawi, pihaknya akan turun langsung ke rumah-rumah warga untuk menjelaskan pencapaian konkret yang telah dilakukan Jokowi selama ini. Tak hanya yang terlihat kasat mata, tapi juga kebijakan lainnya semacam dana desa dan lainnya. 

“Akan kita jelaskan dana desa di optimalkan pada masa Jokowi. Jadi, bicara sama rakyat itu pakai bukti, tidak bisa lagi bicara teori-teori. Karena itu, urusan visi-misi kita nomor duakan,” katanya.

Sponsored

Sementara pengamat intelijen dari Universitas Indonesia, Nuruddin Lazuardi, mengatakan tim intelejen Jokowi-Ma'ruf harus segara turun ke masyarakat untuk meyakinkan para undecided voter agar tak golput, sebab waktunya tak lama untuk menurunkan angka golput tersebut.

“Ini sebentar lagi, intelejen tim Jokowi-Ma'ruf ya harus segera turun, karena kalau  yang membuta orang golput tak hanya hoaks tapi  ada juga yang kecewa terhadap pemilihan Ma'ruf Amin menjadi wakil petahana, ini harus segara diatasi kalau golput tak semakin tinggi,” kata Nuruddin.

Berita Lainnya
×
tekid