sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jelang hari pencoblosan, perbedaan hasil survei mencolok

Perbedaan hasil survei harus disikapi masyarakat dengan bijak.

Rakhmad Hidayatulloh Permana
Rakhmad Hidayatulloh Permana Selasa, 09 Apr 2019 11:40 WIB
Jelang hari pencoblosan, perbedaan hasil survei mencolok

Jelang pemilihan presiden, sejumlah lembaga survei memenangkan pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Masyarakat pun diimbau untuk bijak merespons hal tersebut. 

Alinea.id merangkum sejumlah lembaga survei yang merilis hasil survei kemenangan untuk paslon Prabowo-Sandi. Lembaga survei New Indonesia merilis elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 44,2% dan Prabowo-Sandi 51,8%. 

Lalu, survei IDM Jokowi-Ma'ruf 38,76%, sedangkan Prabowo-Sandi 57,60%. Adapula Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) yang merilis elektabilitas Jokowi-Ma'ruf hanya berkisar 40,9% dan Prabowo-Sandi 58,1%.

Terakhir, Puskaptis merilis Prabowo-Sandi unggul 47,59%, sedangkan Jokowi-Ma'ruf 45,37%. 

Bandingkan dengan lembaga survei yang menyebut pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin secara persentase masih meraih suara tinggi. LSI Denny JA misalnya merilis elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 56,8%-63,2% dan Prabowo-Sandi sebesar 36,8%-43,3%. 

Kemudian hasil survei Charta Politika yakni Jokowi-Ma'ruf sebesar 53,6%, Prabowo-Sandi 35,4%. Vox Populi terakhir kali merilis data elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 54,1% dan Prabowo-Sandiaga 33.6%. 

Kemudian Litbang Kompas elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 49,2% dan Prabowo-Sandiaga sebesar 34,7%. Terakhir, Jaringan Suara Indonesia persentase elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 55,6% dan Prabowo-Sandiaga sebesar 26,1%.   

Perbedaan hasil survei tersebut dinilai Pengamat politik UIN Syarif Hidayatulloh Adi Prayitno sebagai hal yang biasa. Mendekati hari pemilu, sering kali survei yang rilis memang berbeda.  

Sponsored

Adi mengingatkan agar masyarakat jeli membaca temuan survei, rekam jejak lembaga survei harus jadi pertimbangan. 

"Apakah reguler adakan survei, atau hanya muncul lima tahun sekali, karena itu salah satu ukuran kredibel atau tidaknya lembaga survei," kata Adi.

Berita Lainnya
×
tekid