sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jokowi ditantang ungkap kekayaan kubunya

Setelah Capres Joko Widodo mengungkap penguasaan lahan oleh Prabowo Subianto, kini Jokowi ditantang umumkan harta kekayaan kubunya.

Robi Ardianto Manda Firmansyah
Robi Ardianto | Manda Firmansyah Jumat, 22 Feb 2019 03:39 WIB
Jokowi ditantang ungkap kekayaan kubunya

Setelah Capres Joko Widodo mengungkap penguasaan lahan oleh Prabowo Subianto, kini Jokowi ditantang umumkan harta kekayaan kubunya.

Komisi Independen Pemantau Pemilu Engelbert Johannes Rohi atau biasa disebut Jojo Rohi, menantang Presiden Joko Widodo membuka harta kekayaannya dan jajarannya.

"Jikalau Presiden Jokowi membuka harta kekayaan capres Prabowo Subianto, maka itu juga harus berlaku pula untuk dirinya," tutur Jojo di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Kalibata Timur, Jakarta Selatan, Kamis (21/2).

Jojo mengimbau masyarakat mendesak capres petahana nomor urut 01 Jokowi segera membuka aset harta kekayaannya secara keseluruhan.

"Artinya, kalau Jokowi bisa bermain di atas gelombang dengan baik, saya pikir akan menguntungkan dirinya. Saya kira, kalau Jokowi mau transparan, itu tidak akan merugikannya, bahkan justru menunjukkan bahwa dia punya niat baik," ujar Jojo.

Lebih lanjut, Jojo menilai, apabila Jokowi berani transparan terkait harta kekayaan dirinya dan jajarannya, ia akan terbebas dari jerat kecurigaan perihal memanfaatkan posisinya sebagai presiden untuk mengakses informasi harta kekayaan Prabowo, dan kemudian digunakan untuk menyerangnya saat debat putaran kedua.

Menurut Jojo, buka-bukaan harta kekayaan kedua capres beserta jajaran pendukungnya dapat menambah informasi yang akan menyokong alasan logis pemilih dalam menentukan presidennya nanti.

"Dengan demikian, ketika para pemilih melangkahkan kaki ke TPS, mereka sudah mempunyai alasan yang cukup kuat mengapa mereka memilih si A atau mengapa mereka memilih si B," kata Jojo.

Sponsored

Selain itu, Jojo juga menganggap hal tersebut bisa menjadi pendidikan politik yang sangat bagus untuk mencerdaskan para pemilih. Sehingga, pemilih bukan hanya sekadar mendukung atas pertimbangan emosional, melainkan menimbang-nimbang dengan alasan logis.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyinggung masalah pembangunan infrastruktur yang membutuhkan biaya banyak, dan utang negara. Dia pun menyinggung tentang pembebasan lahan dan nasib rakyat akibat pembangunan infrastruktur. Menanggapi hal itu, Jokowi mengatakan, saat ini pembangunan berdasarkan kerakyatan. “4,5 tahun ini hampir tidak terjadi konflik pembebasan lahan untuk infrastruktur kita. Karena tidak ada ganti rugi, adanya ganti untung,” kata Joko Widodo, Minggu (17/2). Apakah faktanya demikian? Cek infografisnya. • • #alineadotid #debatpilpres2019 #debatcapres #pilpres2019 #jokowi #prabowo #kasus #infrastruktur #konflik #sektor #agraria

A post shared by Alinea (@alineadotid) on

Bedah visi-misi

Secara terpisah, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin mengusulkan sebelum debat, visi-misi kedua pasangan calon dibedah di televisi atau media massa terlebih dahulu. Hal itu dilakukan agar saat debat masyarakat telah memahami substansi dan isi dalam debat.

Esensi debat, menurut Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Eriko Sotardoga tidak hanya harus dipahami oleh tim pemenangan saja, melainkan juga oleh masyarakat. 

"Makanya saya secara konkret menyampaikan kepada KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan seluruh media televisi sebaiknya membuat acara untuk menggali visi-misi dari kedua paslon dan itu penting," kata Eriko di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (21/2).

Menurut Eriko, tidak ada salahnya media massa baik televisi, cetak dan daring membuat format acara untuk menggali lebih jauh visi-misi kandidat. 

"Sehingga pada saat debat nanti masyarakat yang bertanya untuk topik yang telah ditentukan. Konsep seperti itu akan lebih menarik, sebab siapa saja diperkenankan untuk bertanya baik moderator atau panelis," kata dia.

Eriko yakin media televisi memiliki konsep yang baik, bagaimana membuat acara yang menarik agar ditonton oleh masyarakat. Dengan demikian, yang dibahas dalam debat tidak hanya sekadar subtansi dan data saja. 

"Lebih penting, apa yang akan dilakukan oleh pemimpin kepada rakyat dalam 5 tahun akan datang," katanya. 

Meski demikian, Eriko memuji jalannya debat kedua yang jauh lebih baik dibandingkan debat pertama. Tetapi, dia menilai bisa lebih ditingkatkan lagi agar peran serta masyarakat dalam debat semakin besar.

Dalam kesempatan itu, Eriko juga memuji penampilan Prabowo Subianto yang tampil lebih elegan. "Pak Prabowo terlihat lebih elegan. Justru yang membuat suasana jadi bising karena adanyaa protes dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) saat debat," kata dia.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid