sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jokowi khawatir hoaks dapat menggoyahkan elektabilitasnya

Jokowi berharap kepada para pendukungnya jangan sampai goyah termakan isu yang isinya memfitnah dan bohong.

Tito Dirhantoro
Tito Dirhantoro Minggu, 07 Apr 2019 01:23 WIB
Jokowi khawatir hoaks dapat menggoyahkan elektabilitasnya

Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, merasa khawatir berita bohong atau hoaks yang menyerangnya menjelang hari pencoblosan Pemilu 2019 dapat menggoyahkan elektabilitasnya. Karena itu, dalam setiap lawatan politiknya saat kampanye terbuka Jokowi kerap mengingatkan agar pendukungnya terus melawan hoaks yang terus beredar.

Jokowi mengungkapkan, beberapa provinsi di Indonesia disebutnya sudah terpapar informasi-informasi bohong atau hoaks. Contohnya informasi yang menyebut jika paslon 01, Jokowi-Ma’ruf Amin menang, maka pendidikan agama akan dihapuskan. Selain itu, ada juga informasi yang mengatakan bakal ada perkawinan sesame jenis yang dilegalkan jika Jokowi-Ma’ruf memenangi kontestasi.

“Itu hoaks, bohong dan fitnah. Tolong dijawab dan kalian semua harus berani meluruskan informasi tersebut,” kata Jokowi dalam kampanyenya di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. 

Karena terus diserang dengan hoaks dan fitnah, Jokowi itu sebabnya terus mewanti-wanti para kader dan pendukungnya agar berhati-hati. Jokowi berharap kepada para pendukungnya jangan sampai goyah termakan isu yang isinya memfitnah dan bohong. Terlebih waktu pencoblosan hanya tinggal menghitung hari. 

"Hati-hati, hati-hati, waktunya tinggal beberapa hari lagi. Jangan sampai kita goyah karena terkena fitnah dan hoaks. Harus diluruskan jangan didiamkan karena dari survei, 9 juta orang percaya isu-isu itu," ujar Jokowi.

Direktur Sosial Media Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Arya Sinulingga, mengatakan Sumatera Utara merupakan daerah yang rawan karena mudah terjangkit hoaks. Tak hanya itu, Sumut pun disebut Arya sebagai salah satu wilayah sumber hoaks terbesar di Indonesia. Itu sebabnya, kata Arya, penting bagi para pendukung paslon 01 untuk menangkal berita bohong di wilayah Sumut.

Sementara dari catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika, temuan hoaks menjelang hari pencoblosan meningkat mencapai 453 isu selama Maret 2019. Jumlah itu meningkat dibandingkan Februari 2019 yang hanya ada 353 isu hoaks. 

Menurut Staf Ahli Menkominfo Bidang Hukum, Henri Subiakto, isu hoaks sejak Desember 2018 sedikit demi sedikit mulai merangkak mencapai 75 isu, kemudian naik pada Januari 2019 menjadi 175 isu hoaks. Dengan peningkatan temuan tersebut, lanjut dia, hoaks masih dijadikan alat dalam permainan politik mendekati pesta demokrasi lima tahun sekali itu.

Sponsored

“Konten yang dimuat dalam hoaks itu sebagian besar terkait politik yang menyerang penyelenggara pemilu dan peserta pemilum,” kata Henri.

Ia mengatakan Kemenkominfo kesulitan menghentikan hoaks melalui akun yang tiba-tiba menghilang namun justru sudah lebih dulu menyebar baik melalui media sosial dan pesan aplikasi Whatsapp.

"Kalau dari situs, kami bisa hentikan tapi jika dari akun dan akunnya menghilang dan sudah menyebar, itu sulit," ucap Henri.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid