sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jusuf Kalla ajak masyarakat awasi Bawaslu di Pemilu 2019

Pengawasan ini perlu dilakukan agar Bawaslu tetap bisa berlaku independen.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Senin, 10 Des 2018 18:05 WIB
Jusuf Kalla ajak masyarakat awasi Bawaslu di Pemilu 2019

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, mengajak masyarakat untuk memantau kinerja Badan Pengawas Pemilu menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2019. Pengawasan ini perlu dilakukan agar Bawaslu tetap bisa berlaku independen.

Menurut Kalla, dengan bekerja independen diharap pesta demokrasi lima thaun sekali itu menjadi bermartabat dan kredibel. Dengan begitu, mampu menghasilkan pemimpin terbaik bangsa Indonesia selama lima tahun ke depan. 

“Masyarakat harus ikut membantu mengawasi kinerja Bawaslu agar tetap bersifat independen. Independensi itu tercermin dari tindakan,” kata Jusuf Kalla dalam sambutannya di Rakornas Bawaslu di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta utara pada Senin, (10/12).

Jusuf Kalla menjelaskan, perhelatan Pemilu ibarat pertandingan badminton atau bulutangkis. Dalam pertandingan tersebut diperlukan adanya seorang wasit. Kata Kalla, wasit di pertandingan itu merupakan Bawaslu.

“Karena Pemilu itu seperti permainan badminton. Ada partai yang menang dan bertahan, ada juga yang menyerang,” ujar Kalla. 

Sebagai wasit, Kalla mengatakan, Bawaslu harus terus memantau jalannya pertandingan yang diikuti baik oleh partai politik maupun calon legislatif. Pemantauan dilakukan dari masa kampanye hingga Pemilu dinyatakan selesai.

“Dalam pertandingan badminton ada wasit yang menyaksikan alur pertandingan dan mengatur skor. Dalam Pemilu peran pengawasan dimainkan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu),” ujar Kalla.

Lebih lanjut, kata Kalla, Bawaslu sebagai pengawas harus jeli menilai pertandingan tersebut. Jika ada pelanggaran dalam kampanye, maka Bawaslu harus berani menyatakan hal tersebut sebagai pelanggaran.

Sponsored

“Pengawas harus selalu memantau jalannya Pemilu. Apakah terjadi pelanggaran atau tidak. Pengawasan tersebut demi terlaksananya Pemilu yang jurdil dan luber,” ujarnya.

Meskipun Bawaslu memiliki 5 anggota pengawas, menurut Kalla, hal tersebut belumlah cukup. Kalla mengatakan, terkadang ada pihak yang lebih pintar dalam melihat kondisi. Tak menutup kemungkinan ditemukan adanya pelanggaran dalam perhelatan Pemilu 2019.  

“Sehebat-hebatnya pengawas (Pemilu), pencuri (kadang) lebih pintar. Pasti ada pelanggaran (yang dilakukan). Kalau tidak ada, maka tidak dibutuhkan Bawaslu,” kata Kalla.

Berita Lainnya
×
tekid