sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kampanye jauh dari substansi, kapasitas capres dan cawapres dipertanyakan

Dua bulan masa kampanye saat ini dinilai belum diisi dengan perdebatan substansial.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Sabtu, 08 Des 2018 13:27 WIB
Kampanye jauh dari substansi, kapasitas capres dan cawapres dipertanyakan

Kampanye dua pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres) saat ini dinilai belum menyentuh visi-misi dan program nyata untuk ditawarkan kepada pemilih. Analis Politik Pangi Sarwi Chaniago mengatakan, dalam dua bulan terakhir, kampanye hanya diisi kebisingan dan hal-hal yang penuh dengan sensasi. 

Menurutnya, hal ini membuat kapasitas peserta Pilpres 2019 dipertanyakan. Sebab hingga saat ini belum terjadi perdebatan substansial di antara kedua pasangan.

"Situasi ini pada akhirnya membuat curiga, jangan-jangan kedua capres ini memang tidak punya kapasitas yang memadai untuk berdebat dalam hal-hal yang lebih substansial, sehingga mereka lebih suka melakukan hal yang remeh temeh dan tetek bengek," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, melalui siaran persnya kepada Alinea, Sabtu (8/12). 

Menurutnya sejauh ini, narasi yang dibangun oleh kedua pasangan calon masih berkutat pada isu murahan yang jauh dari subtansi. Sementara itu, persoalan yang berhubungan langsung dengan isu utama dan menjadi kebutuhan masyarakat belum tersentuh. 
 
"Isu-isu murahan ini secara tidak langsung menunjukkan kualitas dan kapasitas pasangan capres yang sekarang sedang bertarung," ujarnya. 

Pangi mengatakan, kondisi ini menular kepada masing-masing tim sukses. Mereka kerap melakukan pembelaan berlebihan, ketimbang memberi saran produktif kepada pasangan calon (paslon) yang diusung. 

Lebih parah lagi, lanjut dia, masyarakat ikut terkena imbas karena disuguhi tontonan politik yang tidak mendidik,  miskin dealetika, dan retorika berfikir. Masyarakat akhirnya terbelah berdasarkan paslon yang mereka dukung.

"Pembelahan sosial yang semakin tajam di masyarakat, tentu sangat tidak produktif jika dibiarkan berlanjut dan berlarut-larut," katanya menyesalkan. 

Pangi menuding pangkal virus tersebut karena dangkalnya narasi dan literasi dari kedua paslon. Menurutnya, hal itu tidak akan terjadi jika kedua paslon memiliki karakter pemimpin yang berkelas dan berkapasitas. 

Sponsored

Menurut Pangi, sebenarnya banyak nama lain yang memiliki kapasitas melahirkan ide dan perdebatan berkualitas. Hanya saja, munculnya pemimpin berkualitas tersebut terhalang oleh ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden atau yang disebut presidential threshold (PT).

Berita Lainnya
×
tekid