sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kubu Prabowo akui sulit kuasai Bali 

Bali dikenal sebagai lumbung suara Jokowi dan basis elektoral bagi Jokowi.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Rabu, 10 Apr 2019 16:04 WIB
Kubu Prabowo akui sulit kuasai Bali 

Direktur Kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sugiono mengklaim pasangan jagoannya unggul telak di survei internal BPN. Namun demikian, diakui Sugiono, masih ada sejumlah daerah yang perlu diperjuangkan untuk memastikan kemenangan. 

Tiga di antaranya ialah Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bali. "Di Bali kita harus kerja keras untuk bisa rebut mandat rakyat. Khusus di Bali kita akan bawa isu mengenai reklamasi di sana, kita akan coba fasilitasi masyarakat Bali mengatasi hal itu," kata Sugiono di Jakarta, Selasa (10/4). 

Seperti Jateng, Bali dikenal sebagai kandang PDI-Perjuangan dan basis elektoral Jokowi. Pada Pilpres 2014, Jokowi menang telak dengan raupan 71,42% suara sah atau sebanyak 1.535.110 suara. 

Di Jateng, Sugiono optimistis Prabowo-Sandi bisa unggul dan membalikkan keadaan. Pasalnya, pasangan capres-cawapres nomor urut 02 itu didukung sejumlah tokoh yang diyakini menjadi magnet politik bagi pemilih. 
 
"Lantaran kami dibantu oleh ulama dan juga para vote getter seperti Bibit Waluyo yang dulu mantan Gubernur Jateng dan kader PDI-P, lalu ada Rustriningsih dan ada Gus Najih Maimoen Zubair juga," katanya. 

Di Jatim, Sugiono mengklaim hasil kajian BPN menunjukkan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi sudah melampaui Jokowi-Ma'ruf. "Tapi, kita tak mau terlena di tempat yang unggul. Ini perlu dijaga dan diamankan," katanya.

Berdasarkan kajian BPN, Sugiono mengatakan, Prabowo-Sandi telah unggul dari petahana dengan raihan elektabilitas sebesar 62%. Pasangan Jokowi-Ma'ruf hanya mengantongi 32% suara. Namun, Sugiono bungkam ketika ditanya perihal metodologi survei dan demografi pemilih. "Itu untuk assessment BPN ya," ujarnya.

Lebih jauh, Sugiono menyatakan lebih percaya dengan hasil survei internal ketimbang lembaga survei ternama di Indonesia. Menurut dia, hasil survei yang dirilis lembaga-lembaga survei kerap meleset.

"Seperti di Pilkada DKI 2017, yang pada waktu itu banyak memenangkan Ahok-Djarot, tapi hari H justru Anies-Sandi yang menang. Terus Jabar yang tadinya pasangan Asyik itu kecil elektabilitasnya di survei tapi malah naik signifikan di hari H. Begitu pun di Jateng," kata dia. 

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid