sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Lampu kuning konflik sektarian jelang pencoblosan 

Budiman menengarai sejumlah isu berbau SARA sengaja dimainkan untuk memicu konflik.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Jumat, 01 Feb 2019 02:13 WIB
Lampu kuning konflik sektarian jelang pencoblosan 

Memasuki tahun politik, sejumlah kegaduhan berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) kembali merebak. Politikus PDI-Perjuangan Budiman Sudjatmiko menengarai sejumlah isu memang sengaja 'dimainkan' untuk menciptakan konflik-konflik horizontal pada tahun politik ini. 

Di Bogor, Jawa Barat misalnya, muncul penolakan perayaan Imlek dan Cap Gomeh dari kelompok yang menamai diri Forum Muslim Bogor (FMB). Sedangkan di Solo, Jawa Tengah, sejumlah unjuk rasa digelar untuk memprotes mosaik di jalan depan gedung Balai Kota karena dinilai menyerupai salib.

"Itu seperti bertemunya penyakit-penyakit lama yang belum sembuh dengan politik. Ibarat kanker, belum sembuh sampai akar-akarnya, muncul lagi, berkembang lagi," ujarnya kepada Alinea.id di Gedung Tribrata, Jakarta, Kamis (31/1).

Secara khusus, Budiman menyoroti protes FMB terhadap perayaan Imlek dan Cap Gomeh di Bogor. Menurut dia, protes tersebut tidak beralasan karena Imlek dan Cap Gomeh rutin digelar di Bogor. Biasanya, perayaan dibalut dalam pesta rakyat bertajuk Bogor Street Festival yang mengedepankan nilai-nilai kebudayaan dan kearifan lokal.

Karena itu, Budiman menduga protes FMB merupakan penggiringan isu yang tujuannya memecah belah persatuan. Bahkan, lanjut Budiman, ada indikasi untuk mencederai salah satu pihak dalam pertarungan politik jelang pencoblosan, 17 April mendatang.

"Bisa jadi ada niat seperti itu. Kita mencegah (kasus-kasus) itu tidak dipolitisasi agar tidak mendiskreditkan calon presiden kami," ujar mantan aktivis politik 98 itu. 

Adapun terkait kasus-kasus politik identitas di Solo, menurut Budiman, kota kelahiran Jokowi itu memang sentral dinamika politik sejak lama. Beragam pikiran-pikiran politik lahir dan berkembang di Solo sehingga menjadikan kota itu toleran. "Episentrum politik Indonesia ada di sana kebanyakan," jelasnya. 

Akhir Desember lalu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mendirikan posko pemenangan tak jauh dari kediaman Jokowi. Pendirian posko itu diharapkan mampu menggerus suara kubu Jokowi-Ma'ruf di kawasan Solo Raya. 
 
Pengamat politik Ujang Komarudin menyatakan suara dukungan untuk Jokowi memang terbilang militan di Solo. Karena itu, upaya menggembosi 'kandang banteng' menjadi prioritas kubu Prabowo-Sandi.

Sponsored

Tidak tertutup kemungkinan, lanjut Ujang, isu-isu sektarian sengaja digulirkan sebagai strategi. "Bisa saja hal tersebut bagian dari serangan pihak lawan Jokowi untuk merusak suara Jokowi di Solo," ujar Ujang melalui pesan singkat telepon seluler.

Lebih jauh, Ujang meminta kedua kubu tak lagi menggunakan politisasi SARA sebagai senjata. Ia pun berharap isu-isu sektarian yang muncul segera dituntaskan dan tidak berkepanjangan. "Kerukunan tetap harus diutamakan karena pemilu adalah pesta demokrasi lima tahunan," imbuhnya. 

Kepala Biro Penerangan Umum (Kabiropenum) Mabes Polri Kombes Pol Syahar Diantono mengatakan, Polri telah memetakan sejumlah kawasan rawan konflik pemilu. Bogor menjadi salah satu daerah yang diwaspadai secara khusus oleh Polri. 

Karena itu, Syahar mengatakan, pengamanan menjelang perayaan Imlek di Bogor bakal diperketat. "Setiap tahun sudah ada perayaan Imlek. Tentunya Polri menyiapkan pengamanan disesuaikan dengan wilayah masing-masing Polda," ujarnya. 


 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid