sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

LSI Denny JA: Pemilih sentimen identitas menguat

Hasil dari pilpres terlihat Jokowi menang telak di basis pemilih minoritas, sementara Prabowo menang telak di basis pemilih muslim.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Kamis, 02 Mei 2019 18:36 WIB
LSI Denny JA: Pemilih  sentimen identitas menguat

Lingkaran Survei Indonesia LSI Denny JA menemukan realitas menarik dalam perhelatan Pilpres 2019. Temuannya adalah kemunculan sentimen identitas yang membelah pemilih dalam konteks paham keagamaan.

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa menjelaskan, adanya kapitalisasi dari kontestan pilpres membuat segmen pemilih terpolarisasi menjadi dua segmen. 

Ambil contoh, Jokowi menang telak di basis pemilih minoritas. Sementara Prabowo menang telak di pemilih muslim. 

Ini terlihat dari daerah yang dimenangi kedua kubu, dimana corak pemilihnya sangat kontras terlihat. Jokowi memang telak di basis pemilih minoritas atau non muslim, seperti: Bali, NTT, Papua, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Papua Barat dan Kalimantan Barat. 

Sedangkan Prabowo menang telak di basis pemilih muslim. Yakni: Jawa Barat, Banten, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, Aceh dan Riau. 

Selain soal sentimen identitas, Ardian mengatakan, LSI Denny JA juga mendapati fakta Pilprs 2019 menjadi pemilu dengan tingkat golput terkecil.

Berdasarkan hitungan cepat LSI Denny JA tingkat golput sebesar 19,24%. Persentase ini lebih kecil dari pemilu 2004 yang sebesar 23,30%, 2009 27,45% dan 2014 30,42%. 

Ardian menjelaskan, turunnya golput disebabkan karena tiga faktor. Pertama, seruan untuk jangan golput dari kedua kubu pasangan calon, kemudian gerakan anti golput dari Civil Society

Sponsored

Kedua, menguatnya elemen 212 pun turut menjadi faktor rendahnya angka golput di pilpres kali ini. Sebab menguatkan partisipasi kaum minoritas, karena khawatir dengan gerakan 212. 

Ketiga, faktor agresifnya para relawan dalam mengkampanyekan jagoannya. 

LSI menemukan adanya daerah yang beralih dukungan dari kedua pasangan calon.Seperti Bengkulu, Jambi, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara yang dimenangkan oleh Prabowo. 

Gorontalo menjadi salah satu daerah yang direbut oleh Jokowi dari Prabowo. Meski kata Ardian pilpres kali ini tak jauh berbeda dari Pilpres 2014. 

Meski begitu catatan LSI Denny JA, pilpres kali ini tidak jauh berbeda dari Pilpres 2014. 

"Karena hanya mengubah 15% teritori Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2014. Selebihnya sebagian besar daerah lainnya sama dengan Pilpres 2014," katanya. 

Pemilu kali ini juga merupakan pemilu paling tidak berpihak pada pemilihan legislatif. Sebabnya perhatian tersedot semuanya ke pertarungan capres dan cawapres.

"Jadi tak ada prinsip kesetaraan dalam pemilu presiden dengan pemilu legislatif. Fokus publik lebih besar ke pilpres," tuturnya. 

Walhasil, data pilpres dan data pileg pun menjadi tak peresisi. Hal tersebut terlihat dari tingkat golput yang berbeda, kalau pilpres golputnya 19,24% tapi kalau pileg 29,68%. 

Berita Lainnya
×
tekid