sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Nyanyian Sudirman Said bisa berujung pidana

Isu pertemuan rahasia Jokowi dan bos PT Freeport pada 2015 yang digulirkan Sudirman Said harus dilengkapi bukti-bukti.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Jumat, 22 Feb 2019 14:45 WIB
Nyanyian Sudirman Said bisa berujung pidana

Isu pertemuan rahasia antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan bos PT Freeport McMoRan Inc James R Moffett pada 2015 yang digulirkan Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said, perlu diklarifikasi dengan bukti-bukti. 

Menurut pengamat politik The Habibie Center Bawono Kumoro, Sudirman bisa disebut menyebarkan fitnah jika tak mampu menghadirkan bukti-bukti menyokong pernyataannya. Ancaman hukuman pidana pun menanti mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) itu.

"Kalau itu diungkapkan sebagai serangan balasan dan tidak disertakan bukti-bukti tersebut patut disayangkan," ujar Bawono kepada wartawan di Jakarta, Jumat (22/2). 

Sudirman mengungkap isu pertemuan rahasia dengan antara Jokowi dan Moffet dalam sebuah diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Rabu (20/2) lalu. Menurut Sudirman, pertemuan rahasia tersebut menjadi cikal bakal keluarnya surat tertanggal 7 Oktober 2015 dengan nomor 7522/13/MEM/2015 yang berisi perpanjangan kegiatan operasi Freeport di Indonesia.

Belakangan Sudirman mengklarifikasi pernyataannya di diskusi tersebut. Ia berkilah hanya menceritakan kronologi pertemuan Jokowi-Moffet dan dirinya pada 5 Oktober 2015. "Jadi saya tidak pernah menyebut pertemuan rahasia. Saya menjelaskan seluruh tahapan itu," ujar Sudirman.
 
Bawono mempertanyakan motivasi Sudirman membingkai pertemuan Jokowi-Moffet yang seolah-olah dirahasiakan. Ia menduga digulirkannya isu pertemuan Jokowi-Moffet hanya bentuk serangan balasan atas pernyataan Jokowi yang menyinggung kepemilikan lahan Prabowo di Kalimantan dan Aceh. "Jadi apakah statement tersebut sebagai bentuk serangan balasan?" ujar Bawono.

Hal senada diungkapkan pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin. Ujang melihat kubu Prabowo-Sandi sengaja melontarkan tuduhan yang bukan-bukan terhadap Jokowi karena sudah kadung kecewa dengan hasil debat kedua. 

"Karena debat kemarin performa Jokowi oke dan bermain ofensif. Maka, untuk membalas serangan kepada Jokowi tersebut, kubu Prabowo-Sandi menyerang di luar arena debat. Jadi banyak menuduh Jokowi macam-macam," katanya kepada Alinea.id di Jakarta, Jumat (22/2).

Menurut Ujang, Prabowo tampak kurang dapat memanfaatkan panggung debat untuk menyerang performa pemerintahan era Jokowi. Karena itu, kubu Prabowo-Sandi mencari cara lain untuk menyerang Jokowi. Salah satunya lewat manuver di luar panggung debat.

Sponsored

"Prabowo kurang maksimal. Karena tidak ada waktu lagi untuk menyerang Jokowi di forum debat kemarin, makanya diserang di luar debat. Dalam politik sah-sah saja. Walaupun memang melanggar etika," katanya.

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga menyebut Sudirman hanya mengarang cerita untuk mencari sensasi.

Pasalnya, saat diwawancara majalah Tambang pada 2015 lalu, Sudirman menjelaskan bahwa Jokowi hanya sekadar menjalankan tugas negara saat bertemu dengan Moffet. 

"Jadi kalau saya katakan, Pak Dirman itu cari sensasi dan membuat salah satu skandal. Jangan gitulah. Nanti ada tuduhan 02 hoax melulu. Enggak enak kita. Tapi kenyataannya begitu," tutur Arya. (Ant)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid