sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PDI-P berjaya, Golkar diprediksi turun kasta

Dari lima kali hasil survei, Golkar tak mampu menyalip Gerindra sekali pun.

Christian D Simbolon
Christian D Simbolon Selasa, 08 Jan 2019 17:07 WIB
PDI-P berjaya, Golkar diprediksi turun kasta

Elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) masih belum mampu disaingi partai politik lainnya di pelbagai survei. Dalam survei terbaru yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, elektabilitas PDI-P mencapai 27,7% dan jauh meninggalkan pesaing-pesaingnya. 

"Elektabilitas PDIP memang terlihat masih fluktuatif dari bulan ke bulan. Namun, elektabilitas partai berlambang banteng ini tetap kokoh diatas 20 persen," kata peneliti senior LSI Denny JA, Ardian Sopa, saat memaparkan hasil survei di kantornya di Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (8/1). 

Survei digelar pada Desember 2018 dengan menggunakan metode multistage random sampling dan melibatkan 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Margin of error survei tersebut sekitar 2,9%.

Sejak Agustus, menurut Ardian, LSI Denny JA menggelar survei serupa setiap bulan guna merekam elektabilitas parpol. Dari lima kali survei, PDI-P terus berkibar di papan survei. Elektabilitas PDIP pada Agustus misalnya sebesar 24,8% dan pada September 2018 naik hingga sebesar 25,6%. 

Pada Oktober 2018, elektabilitas PDI-P sebesar 28,5% dan pada November 2018 elektabilitas PDI-P sebesar 25,4%. "Kalau kita lihat dalam survei sebelumnya, elektabilitas PDI-P selalu berada di posisi teratas. PDI-P juga konsisten berbeda jarak sekitar 10 persen Gerindra yang berada di posisi kedua," kata Ardian. 

Jika situasi ini bisa dipertahankan oleh PDI-P, bukan mustahil partai berlambang banteng moncong putih itu bisa keluar dari kutukan juara bertahan. Artinya, PDI-P menjadi partai pertama yang bisa memenangkan pemilu dua kali berturut-turut sejak era Reformasi. 

Di posisi kedua, Adrian mengatakan, Partai Gerindra terus membuntuti PDI-P. Gerindra diprediksi bakal memeroleh berkah elektoral efek ekor jas (coattail effect) dari Prabowo Subianto yang diusung sebagai capres bersama Sandiaga Uno. 

"Partai Gerindra adalah partai yang kuat asosiasinya dengan capres Prabowo Subianto. Kuatnya asosiasi Prabowo membuat Gerindra diuntungkan," ujar dia. 

Sponsored

Di survei terakhir, elektabilitas Gerindra mencapai 12,9%. Gerindra ditempel ketat oleh Golkar dengan elektabilitas 10%. Adrian mengatakan, meskipun selisihnya selalu di bawah 5%, Golkar tak mampu menyalip Gerindra sekali pun di empat hasil survei sebelumnya.  

"Jika Partai Gerindra berhasil mempertahankan posisi saat ini, maka untuk pertama kalinya Partai Golkar akan terlempar dari habitatnya sebagai partai yang selalu berada di dua besar pemenang pemilu sejak Pemilu 1999," jelasnya. 
 
Sebagai partai senior dan berpengalaman, menurut Adrian, Golkar sebenarnya memiliki sumber daya caleg dan mesin partai yang mumpuni. Namun, Golkar harus menemukan sumber pendongkrak elektabilitas yang lain jika mau mengimbangi atau menaklukkan Gerindra untuk merebut posisi runner-up. 
 
"Tanpa ada sumber pendongkrak baru yang sifatnya big bang (dentuman besar), Golkar akan sulit bersaing dengan Partai Gerindra. Dalam lima kali survei terakhir LSI Denny JA, belum sekalipun Partai Golkar mampu menyalip Partai Gerindra," tandas dia. 

Survei yang digelar Lembaga Riset Publik (LRP) pada Desember 2018 juga merekam dominasi PDI-P. Menurut sigi LRP, PDI-P meraih elektabilitas sebesar 31,2%. Partai Gerindra membuntuti dengan elektabilitas 17%. Golkar hanya mampu meraup 7% suara responden. (Ant)

 

Berita Lainnya
×
tekid