sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Peluru elektoral di balik janji hibah gaji Sandi

Pada Pilgub DKI Jakarta, Sandi juga menjanjikan menghibahkan semua gajinya sebagai pejabat.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Rabu, 20 Mar 2019 21:08 WIB
Peluru elektoral di balik janji hibah gaji Sandi

Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno berjanji bakal menghibahkan seluruh gajinya kepada fakir miskin dan kaum dhuafa jika ia dan Prabowo-Subianto sukses memenangi Pilpres 2019. Hal itu diungkapkan Sandiaga saat berkampanye di Tulung Agung, Jawa Timur, Selasa (19/3) lalu. 

"Allah sudah baik dengan saya, begitu juga Indonesia. Sudah memberikan begitu banyak rezeki kepada kami dan keluarga," kata Sandi, sapaan akrab Sandiaga, di hadapan para pendukungnya. 

Politikus Gerindra Habiburokhman menganggap langkah Sandi itu contoh pengabdian sebagai pejabat negara. "Ini sebenarnya sebagai bentuk keteladanan. Beliau ingin memberi contoh bahwa jabatan publik itu seharusnya untuk pengabdian dan bukan sekadar kekuasaan," katanya.

Ini bukan kali pertama Sandi menjanjikan hibah gajinya sebagai pejabat. Saat berkampanye di Pilgub DKI Jakarta pada 2017, Sandi juga menjanjikan akan mewakafkan seluruh gajinya. Saat akhirnya berkuasa, Sandi memang terbukti memberikan seluruh gajinya ke Badan Amil Zakat DKI Jakarta.  

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding mengatakan, seharusnya Sandi lebih fokus kepada bagaimana caranya menciptakan kebijakan prorakyat ketimbang hanya sekadar menghibahkan gaji. 

"Sandi harus tahu, yang namanya orang memerintah yang dibutuhkan orang itu bukan uang, tapi bagaimana membuat kebijakan untuk rakyat yang dampaknya lebih luas dan lebih besar dan itu akan berpengaruh pada perbaikan masyarakat," katanya.

Meski demikian, Karding belum dapat memastikan apakah Jokowi-Ma'ruf bakal mengikuti langkah Sandi. "Untuk jelasnya ya tanya Pak Jokowi dan Pak Maruf Amin," sambungnya.

Sekadar manuver politik 

Sponsored

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai janji hibah gaji yang diutarakan sekadar kosmetik. Tujuannya tak lain sebagai peluru elektoral untuk menarik simpati masyarakat. 

"Itu manuver politik untuk mendapat simpati pemilih. Sah-sah saja itu dilakukan. Apalagi menjelang pemilihan," kata dia saat dihubungi Alinea.id.

Namun demikian, Ujang menilai janji Sandi itu belum tentu berbuah manis. Pasalnya, gaji bulanan seorang wapres tak mungkin bisa dinikmati seluruh masyarakat Indonesia. 

"Karena terkait elektabilitas paslon bukan hanya karena faktor penghibahan gaji tersebut. Tapi banyak faktor-faktor lainnya. Jelas ini merupakan strategi populis untuk mendapat simpati rakyat," katanya.

Senada, peneliti bidang politik Indonesia Public Institute (IPI) Jerry Massie mengatakan janji hibah gaji mengindikasikan bahwa Sandi kehabisan akal dalam mengerek elektabilitasnya jelang pencoblosan pada 17 April mendatang. 

"Memang kantong Sandi sudah terkuras di pilpres. Jadi semua strategi akan dicoba Sandi untuk menaikkan elektabilitas dia," ujar Jerry.

Jerry pun menganggap apa yang dilakukan Sandi merupakan hal yang biasa saja dalam politik. "Maka munculah isu, ide politik. Menurut mereka ada seribu cara ke Roma. Masyarakat dikelabui dengan trik bahkan seni politik sulap yang dimainkan," katanya.
 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid