sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PKB diprediksi kudeta Demokrat

PKB diuntungkan dengan kehadiran menteri-menterinya yang punya posisi strategis.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Rabu, 06 Mar 2019 21:35 WIB
PKB diprediksi kudeta Demokrat

Partai Demokrat diprediksi bakal terlempar dari posisi empat besar pemenang pemilu. Menurut pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno, posisi Demokrat bakal digantikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

"PKB ini partai yang elektabilitasnya naik. Suka tidak suka, mereka memiliki menteri yang bersinggungan langsung dengan rakyat," kata Adi kepada Alinea.id di Jakarta, Rabu (6/3). 

Pada Pileg 2014, Demokrat masuk ke jajaran empat besar dengan raihan suara sebesar 10,19%. PKB membuntuti di posisi kelima dengan raihan suara sebesar 9,04%. Posisi tiga besar dikuasai PDI Perjuangan, Golkar, dan Gerindra. 

Sebagai salah satu parpol di barisan pendukung petahana, PKB saat ini menempatkan sejumlah kader sebagai pembantu Jokowi, semisal Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Eko Putro Sandjoyo dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri. 

Posisi kedua menteri itu, menurut Adi, strategis karena bersentuhan langsung dengan publik. "Artinya kebijakan-kebijakan yang bersentuhan langsung itu dapat menarik simpati masyarakat. Kementerian Desa dan Kementerian Tenaga kerja itu kan domain pemilihnya bukan main-main. Banyak itu," katanya.

Kendati demikian, Adi mengatakan, PKB masih memiliki kekurangan, yaitu tidak adanya tokoh sentral seperti halnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Demokrat. "Bagi pemilih akar rumput ini penting," jelas Adi. 

Hal lain yang membuat PKB bakal mudah melenggang ke posisi empat besar ialah fokus partai besutan Muhaimin Iskandar itu menggaet suara di Jawa. "Basis PKB itu di Jawa beda dengan Demokrat yang tersebar," katanya.

Dalam rilis survei terbarunya, PolMark Indonesia menempatkan posisi PKB kokoh di empat besar dengan elektabilitas sebesar 11,5%. Sedangkan Demokrat terlempar ke posisi kelima dengan elektabilitas sebesar 6,9%. Posisi tiga besar masih dikuasai PDI-P, Gerindra dan Golkar. 

Sponsored

Posisi Demokrat terjepit lantaran SBY tak bisa hadir langsung untuk berkampanye karena harus menemani Ani Yudhoyono yang kini masih dirawat di Singapura karena mengidap kanker darah. Belakangan, citra Demokrat juga tercoreng karena kasus narkoba yang menjerat Andi Arief. 

Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengakui absennya SBY menyulitkan kinerja partai mendongkrak suara. Namun demikian, ia optimistis Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bisa mengambil alih peran SBY sebagai ikon partai. 

Terlebih, upaya-upaya penggalangan suara telah dilakukan Demokrat guna meningkatkan raupan suara. Salah satunya dengan membagi wilayah pemenangan dan menurunkan kader-kader terbaik di garda terdepan penggalangan massa.  

"Koordinator pemenangan wilayah Barat itu Nahrowi Ramli dan koordinator wilayah timur adalah (mantan Gubernur Jatim) Pakde Karwo. Itu strategi kita untuk menyiasati tak adanya Pak SBY secara fisik," katanya.

Demokrat, menurut Jansen, menargetkan raupan suara seperti pada Pilpres 2014, yakni di kisaran 10,19%-15%. "Target kami adalah ya minimum. Kami tak memikirkan mau di peringkat berapa, kami fokus ke raihan suara," ucapnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid