sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Prabowo: Jangan biarkan tuyul-tuyul ikut nyoblos

Menurut Prabowo, ada indikasi ia dan pasangannya Sandiaga Uno bakal dicurangi sehingga kalah pada Pilpres 2019. 

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Senin, 08 Apr 2019 18:06 WIB
Prabowo: Jangan biarkan tuyul-tuyul ikut nyoblos

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali mengajak para pendukungnya mengawal tempat pemungutan suara (TPS) pada 17 April mendatang. Menurut Prabowo, ada indikasi ia dan pasangannya Sandiaga Uno bakal dicurangi sehingga kalah pada Pilpres 2019. 

"Setiap insan harus lari untuk menegakkan dan meraih keadilan, 17 April jangan mau dicurangi, jangan mau diakal-akali. Jaga TPS, lihat jangan sampai tuyul-tuyul ikut mencoblos, jangan sampai ada hantu-hantu yang ikut nyoblos," kata Prabowo saat berorasi di hadapan ribuan pendukungnya di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Senin (8/4). 

Prabowo pun mengajak para pendukungnya berbondong-bondong datang ke TPS pada 17 April mendatang. Ia mengatakan, gelaran pemungutan suara bakal menjadi momentum untuk mengukir sejarah. 

"Nanti 17 April ini adalah kesempatan saudara-saudara membuat sejarah untuk Indonesia. Suara yang diberikan kepada Prabowo-Sandi nantinya bakal menyelamatkan anak cucu bangsa Indonesia. Jangan hanya berpikir untuk menjadikan Prabowo-Sandi sebagai capres dan cawapres (saja), itu tidak cukup," kata dia. 

 

Bantah kecurangan pemilu

Terpisah, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman menegaskan, penyelenggaraan pemilu bakal sulit dicurangi. Menurut Arief, KPU sudah memiliki prosedur untuk meminimalisasi potensi kecurangan. 

"Enggak ada. KPU enggak curang. KPU punya prosedur, punya mekanisme, yang sebenarnya tidak memungkinkan orang melakukan kecurangan. Semua dikontrol, mulai dari level TPS lho," tutur Arief. 

Sponsored

Arief juga menampik tuduhan terkait server KPU yang telah diatur untuk memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf. Tanpa perlu pengecekan pun, Arief menegaskan, isu server KPU jebol itu semata hoaks yang disebarkan untuk membuat kegaduhan. 

"Itu (server) untuk membantu banyak pihak mendapatkan informasi yang lebih cepat, membantu semua pihak untuk ikut mengontrol, membantu juga bagi KPU untuk mengontrol pasukannya di provinsi, kabupaten kota, sampai juga di TPS," kata Arief.

Server KPU, lanjut Arief, bisa dipantau oleh semua pihak yang merasa berkepentingan mengawal pemilu. "Enggak ada yang bisa nakal sebab semua orang bisa lihat," ujarnya. (Ant)

 

Berita Lainnya
×
tekid