sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PSI ungkap kejanggalan hoaks Jokowi pakai konsultan asing

Jokowi dikabarkan menggunakan jasa Stanley 'Stan' Greenberg sebagai konsultan politik.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Jumat, 15 Feb 2019 15:53 WIB
PSI ungkap kejanggalan hoaks Jokowi pakai konsultan asing

Situs yang menyebutkan konsultan politik andal asal Amerika Serikat (AS) Stanley Greenberg pernah bekerja untuk calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) ditengarai abal-abal. Menurut politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Daniel Tumiwa, situs www.political-strategist.com bukan milik Greenberg. 

"Website abal-abalnya banyak dikait-kaitkan dengan Israel," ujar Daniel dalam konferensi pers di Kantor PSI, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat (15/2). 

Daniel mengaku telah menghubungi Greenberg untuk mengklarifikasi. Menurut Daniel, situs resmi Greenberg bukan www.political-strategist.com, melainkan www.thepoliticalstrategist.com. Situs www.political-strategist.com diketahui dibuat pada Desember 2016 oleh seseorang yang beralamat di Kanada dan hanya berisi unggahan pada 2017.

"Hari ini kami beberkan temuan-temuan kami bahwa remah-remah yang ditinggalkan ternyata terlalu bodoh, dan terlalu mengemuka, dan terlalu menunjukkan bahwa ini adalah setting yang disiapkan sejak 2016," kata Daniel. 

Stanley 'Stan' Greenberg merupakan salah satu pendiri Greenberg Quinlan Rosner Research (GQR). Lembaga survei ini kerap menggarap jajak pendapat demi kepentingan Partai Demokrat AS. Mantan Presiden Bill Clinton, mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroder dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair tercatat pernah menggunakan jasa Greenberg dan GQR. 

 

Kabar mengenai keterkaitan Jokowi dengan Greenberg pertama kali diembuskan media RMOL.co mengutip akun Twitter @PartaiSocmed, awal Februari lalu. Menurut Daniel, tokoh-tokoh dari kubu Prabowo ikut menyebarluaskan kabar sumir tersebut, semisal Mustofa Nahra, Rachland Nasidik, Priyo Budi Santoso, Andre Rosiade, dan Ferdinand Hutahean.

Sponsored

"Sehingga tidak berlebihan kalau saya meyakini orang-orang dari kubu Prabowo berada di balik kasus ini," imbuh Daniel yang juga dikenal sebagai pakar ekonomi digital. 

Lebih jauh, Daniel meminta Dewan Pers mengklarifikasi berita yang memojokkan Jokowi itu kepada redaksi RMOL. "Mudah-mudahan Dewan Pers, dan kemudian Bawaslu untuk melakukan proses (pengecekan) ke RMOL. Apakah kesalahan itu bersifat kesengajaan atau bukan? Apabila disengaja, RMOL harus menerima hukuman atas perbuatannya," cetus dia. 

Dosen komunikasi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Ade Armando, menyarankan agar kubu Jokowi mengklarifikasi isu penggunaan jasa Greenberg. "Tim Jokowi terlalu santai, terlalu enggak usah berantemlah. Seharusnya hajar balik seperti ketika orang-orang dari kubu 02 itu ngomong," ujar Ade.  

Ade juga menekankan pentingnya dibentuk lembaga swadaya masyarakat  (LSM) yang bertugas mengkoreksi dan mengklarifikasi hoaks berbasis siber sebagaimana di AS. Di sisi lain, publik juga cerdas menyaring informasi yang beredar di media. 

"Yang terjadi sekarang, yang menyebarkan kebohongan melakukannya secara sistematis, terencana, dan terstruktur. Yang menyebarkan kebenarannya, kalau tidak benar hanya mengklarifikasi lewat media sosial atau hanya menjawab singkat," cetusnya. 
 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid