sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sehari, hoaks server KPU diatur menangkan Jokowi jangkau jutaan orang

Anggota tim sukses Prabowo-Sandi disebut hadir dalam pertemuan yang terekam dalam video hoaks.

Christian D Simbolon
Christian D Simbolon Jumat, 05 Apr 2019 21:39 WIB
Sehari, hoaks server KPU diatur menangkan Jokowi jangkau jutaan orang

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menelusuri jangkauan hoaks 'server KPU yang telah di-setting' yang beredar di media sosial. Dari pemantauan Mafindo, hoaks tersebut menyebar hingga menjangkau jutaan orang dalam sehari. 

Menurut Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho, penyebaran hoaks berbentuk video itu bahkan jauh lebih masif ketimbang hoaks 'tujuh kontainer surat suara tercoblos' dan 'truk surat suara beraksara China' yang sebelumnya menyerang kredibilitas penyelenggara pemilu.

"Namun hoaks yang menyebut Server KPU ada di Singapura, dan sudah di-setting kemenangan 57% untuk salah satu kubu, penyebarannya paling massif dibanding hoaks-hoaks sebelumnya," kata Septiaji di Jakarta, Jumat (5/4). 

Ia mengatakan hoaks itu mulai terdeteksi di media sosial sejak pukul 19.30 WIB, Rabu (3/4) lalu. Hoaks itu menyebar luas di semua platform populer seperti Facebook, Twitter dan Instagram. Hanya kurang dari 24 jam, hoaks itu telah 45 ribu kali dibagikan dan 974 ribu kali ditonton. Di grup-grup Whatsapp, Septiaji menduga hoaks itu bisa menjangkau jutaan orang.

Septiaji mengungkapkan ada 19 akun yang paling banyak menyebarkan hoaks tersebut. Sebanyak 14 di antaranya bukan akun asli alias akun abal-abal, seperti akun bernama Rahmi Zainudin Ilyas, Rara Putri Edelweis, Noor Inesya Zain, Alena Putri dan lain-lain.

Ia mengatakan, penyebaran hoaks tersebut berpotensi merusak legitimasi penyelenggaraan pemilu dan bisa berdampak fatal bagi masa depan demokrasi Indonesia. Mafindo pun mendukung upaya Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membawa kasus ini ke Bareskrim Polri.

"Siapa pun pemenangnya kalau penyelenggara pemilu dirusak wibawanya, maka yang ada adalah ketidakpercayaan publik terhadap pemerintahan yang terpilih. Untuk itu kami mendorong Polri untuk melakukan tindakan tegas kepada aktor intelektual dan penyebar utama hoaks ini," kata Septiaji.

Seperti diberitakan, sebuah video yang isinya menuding Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI bakal mengakali hasil Pilpres 2019 viral di media sosial, beberapa hari lalu. Dalam video berdurasi 59 detik itu, terlihat belasan orang tengah kasak-kusuk menggelar rapat. 

Sponsored

Sambil memegang pelantang, salah seorang peserta rapat dalam video tersebut terdengar menyebut KPU telah mengatur agar pasangan Jokowi-Ma'ruf menang dengan raupan suara sebesar 57%. 

"Di KPU, saya bulan Januari ke Singapura karena ada kebocoran data. Ini saya buka saja. 01 sudah membuat angka 57%. Allah maha segala, server yang dibangun 7 lapis salah satunya bocor. Kami berusaha menetralkan tapi data itu masih invalid sampai detik ini," kata sang pemilik suara. 

Timses Prabowo-Sandi disebut ikut hadir  

Mantan Bupati Serang Taufik Nuriman mengklarifikasi pertemuan yang terekam dalam video itu digelar di kediamannya di Ciracas, Serang, Banten. Ia mengatakan, tim sukses Prabowo-Sandi dari Jakarta turut hadir dalam rapat tersebut. 

"Tim dari Jakarta kan ada timses Prabowo. Dia koordinator wilayah Banten. Ada kegiatan rapat tentang kondisi di lapangan dan saya punya ruangan. Ya, silahkan. Saya mah enggak ngundang," ujar Taufik saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (5/4).

Anggota Presidium Mafindo Anita Wahid panasnya tensi politik jelang pemungutan suara menyebabkan masyarakat mudah terseret dengan informasi politik yang sensasional. Ia mengimbau agar publik bijaksana memilah informasi yang beredar di media sosial. 

"Ketika mendapatkan informasi yang too good to be true atau too bad to be true, masyarakat harus langsung awas, berhenti dan refleksi diri. Jangan-jangan ini hoaks," kata Anita. (Ant)
 

Berita Lainnya
×
tekid