sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Survei IDM ungkap ada migrasi suara, Prabowo unggul jadi 57,60%

Melibatkan 2.500 responden yang tersebar secara proporsional di 408 kota atau kabupaten. 

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Selasa, 02 Apr 2019 18:35 WIB
Survei IDM ungkap ada migrasi suara, Prabowo unggul jadi 57,60%

Lembaga Survei Indonesia Development Monitoring (IDM) mengungkapkan ada migrasi atau perpindahan suara dari paslon 01 ke paslon 02. Karena migrasi itu, elektabilitas untuk paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berbalik mengungguli elektabilitas paslon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin. 

Direktur Eksekutif IDM, Firman Tresnadi, mengatakan survei yang dilakukan pihaknya berlangsung pada 14 Maret sampai 29 Maret 2019. Melibatkan 2.500 responden yang tersebar secara proporsional di 408 kota atau kabupaten. Pengambilan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95% dengan batas galat sekitar 1,96%.

Dari jumlah responden yang disurvei, sebanyak 1.440 responden memilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sedangkan 969 responden memilih Joko Widodo-Ma'aruf Amin. Sementara 91 responden sisanya menyatakan tidak memilih. 

“Hasil akhir tingkat elektabilitas capres-cawapres dari 2.500 responden adalah 38,76℅ untuk Joko Widodo-Ma'aruf Amin. Sedangkan 57,60% untuk Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sisanya 3,64℅ tidak memilih,” kata di Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa, (2/4).

Firman menjelaskan, elektabilitas capres nomor urut 02 terdongkrak berkat adanya migrasi atau perpindahan suara pemilih capres nomor urut 01. Firman menjelaskan, bahwa kebijakan pemerintah merupakan faktor utama yang mendorong responden untuk migrasi dan mendukung paslon nomor urut 02.

“Jadi, banyak kebijakan pemerintah di mata responden itu sangat memberatkan kehidupan mereka," ujar Firman. 

Firman mengatakan, hasil surveinya kali ini sebetulnya sudah bisa terbaca pada Mei 2018. Pihaknya mendeteksi adanya potensi migrasi suara pemilih Jokowi. Menurut hasil survei IDM, kata Firman, migrasi suara pemilih Jokowi kebanyakan berasal dari kaum petani dan buruh. 

"Jadi, petani dan buruh ini memang yang pertama kali berpaling dari Jokowi, karena apa?, karena nilai tukar petani terus merosot. Bahkan di bulan Maret ini hampir mencapai 10%," kata Firman.

Sponsored

Terlebih, Firman menambahkan, tidak adanya proteksi dari pemerintah terhadap hasil panen petani, jadi penyebab mereka kecewa dan memilih berpaling dari Jokowi. 

"Boro-boro hasil panen berasnya dilindungi, pemerintahan malah impor. Belum lagi turunnya harga-harga komoditi, mulai dari kelapa sawit, kopra, dan karet. Itu juga menambah ketidakpercayaan bahwa pemerintah mampu menyelesaikan problem-problem yang diderita kaum petani," kata Firman. 

Sementara dari kalangan buruh, kata Firman, sejak Oktober 2015 sebenarnya sudah ada buruh yang berpaling dari Jokowi. Alasannya, hak dasar buruh telah dikebiri oleh pemerintah yang dipimpin Jokowi.

Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, kata Firman, membuat buruh menutup peluang negosiasi terkait besaran gaji. 

"Gaji sudah sesuai patokannya, dan itu membuat mereka kecewa," tutur Firman.

Migrasi suara pemilih dari kaum buruh ini, walaupun jumlahnya hanya 2% di Indonesia, tetapi memiliki dampak cukup panjang, sehingga bisa menyeret sektor lain. Namun, Firman berkeyakinan bahwa migrasi suara pemilih Jokowi terbanyak berasal dari kaum buruh. Angkanya, berdasarkan hasil survei IDM, hampir mencapai 70℅.

"Bisa dicek saja di pedesaan, yang mana mereka akan mengutarakan  kekecewaan," kata Firman.

Lebih lanjut, Firman mengatakan kebanyakan migrasi suara pendukung paslon 01 berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera, dan Maluku Utara. Jawa Tengah dan Jawa Timur, disebut Firman, menjadi daerah paling banyak terjadinya migrasi suara pemilih Jokowi. Padahal, dua daerah tersebut adalah basis pendukung Jokowi. 

Berita Lainnya
×
tekid