sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Survei New Indonesia: elektabilitas Prabowo-Sandi salip Jokowi-Ma'ruf

Elektabilitas Prabowo-Sandi unggul hingga 7,6% di papan survei New Indonesia.

Rakhmad Hidayatulloh Permana
Rakhmad Hidayatulloh Permana Senin, 01 Apr 2019 14:51 WIB
Survei New Indonesia: elektabilitas Prabowo-Sandi salip Jokowi-Ma'ruf

Lembaga riset dan pemantau pemilu New Indonesia merilis hasil survei  elektabilitas pasangan capres-cawapres jelang pemungutan suara pada 17 April mendatang. Hasil survei New Indonesia menunjukkan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi mengungguli pasangan Jokowi-Ma'ruf hingga 7,6%. 

"Banyak calon pemilih pasangan calon (paslon) 01 berpindah dukungan ke paslon 02. Elektabilitas petahana Jokowi-Ma’ruf cenderung melemah justru di saat pemungutan suara tinggal hitungan hari sementara tingkat dukungan pada Prabowo-Sandi mengalami tren penguatan," kata Direktur Eksekutif New Indonesia, David Haerantula di Pulau Dua Restoran, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/4). 

Survei lembaga NEW Indonesia digelar pada periode 10-21 Maret 2019 dengan melibatkan 1.225 responden dari 34 provinsi di Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode multistage random sampling. Tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan batas galat sekitar 2,8%.

Pada survei kali ini, Prabowo-Sandi meraup elektabilitas sebesar 51,8% sedangkan Jokowi-Ma'ruf hanya mengantongi 44,2%. Dijelaskan David, grafik elektabilitas Prabowo-Sandi meningkat tajam selama 3 bulan terakhir. Pasalnya, dalam survei serupa yang digelar New Indonesia,  elektabilitas Prabowo-Sandi baru sebesar 42,3%. 

"Dalam waktu sekitar tiga bulan telah melesat menjadi 51,8%. Sementara elektabilitas Jokowi-Ma'ruf pada survei Desember 2018 sebesar 49,8%. Kini, elektabilitasnya merosot menjadi 44,2%," ujarnya. 

Dari analisis yang dilakukan New Indonesia terhadap hasil survei, David mengatakan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan migrasi suara. Pertama, respons publik terhadap Prabowo yang lebih fokus pada masalah yang dibahas dan tidak terpancing menyerang pribadi lawan dalam debat.

"Kedua, meskipun banyak diapresiasi dari aspek pembangunan infrastruktur, namun capres petahana dinilai publik gagal memenuhi banyak janjinya," katanya. 

Terkait jauhnya perbedaan antara hasil survei New Indonesia dengan lembaga-lembaga survei lain semisal LSI Denny JA, Charta Politika dan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), David berkilah pihaknya hanya merekam preferensi responden. 

Sponsored

"Ya, sebetulnya tidak ada perbedaan dalam metodologi kami dengan lembaga survei yang lain. Cara-caranya sama, standar dan dilakukan di seluruh rakyat indonesia di 34 provinsi. Tapi, kan yang namanya survei kan bukan pada kami, yang jawab kan responden," tuturnya. 

Survei LSI Denny JA, Charta Politika dan SMRC yang digelar pada periode tak jauh berbeda dengan survei New Indonesia menunjukkan bahwa elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf mengungguli Prabowo-Sandi. Keunggulan pasangan petahana rata-rata di kisaran 15-20%.

David juga membantah jika New Indonesia dibayar oleh pihak tertentu untuk merilis hasil survei yang memenangkan Prabowo-Sandi. Menurut dia, New Indonesia didanai oleh yayasan dan sumbangan rekanan. 

"Tapi, enggak ada (dibayar oleh salah satu paslon), ya saya kan waktu Pilkada DKI juga ketika rilis (Anies)-Sandi menang, saya enggak minta sama Anies atau Sandi. Jadi, kita mandiri, ada teman yang berjiwa besar yang mau menyumbangkan, ya kita terima," ujarnya.
 

Berita Lainnya
×
tekid