sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tak ada kebaruan faktor mahasiswa masa bodoh dengan Pemilu

Partai politik kerap mengimbau kepada mahasiswa untuk tidak golput pada Pemilu 2019.

Tito Dirhantoro
Tito Dirhantoro Rabu, 05 Des 2018 13:58 WIB
Tak ada kebaruan faktor mahasiswa masa bodoh dengan Pemilu

Jelang pemilihan umum (Pemilu) 2019, banyak mahasiswa dinilai merasa masa bodoh. Salah satu faktor penyebab sikap mahasiswa demikian lantaran tak ada kebaruan yang ditawarkan oleh para partai politik baik secara organisasi maupun individu. 

Antropolog Budaya dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Pater Gregor Neonbasu, mengatakan tak heran bila partai politik kerap mengimbau kepada mahasiswa untuk tidak golput pada Pemilu 2019. Sebab berdasarkan pengamatan, kaum muda tidak sungguh-sungguh dalam memperingati pesta demokrasi yang diadakan 5 tahun sekali itu. 

“Saya pikir wajar-wajar saja sikap mahasiswa tersebut. Sebetulnya sangat wajar oleh karena konstelasi perpolitikan kita akhir-akhir ini justru yang itu-itu saja,” kata anggota Institut Antropos Jerman itu pada Rabu (5/12).

Pater mencontohkan, sejauh ini isi kampanye partai politik dan cara meyakinkan warga masyarakat tidak ada yang prospektif. Mereka hanya membeberkan visi dan misi seadanya, tidak ada hal baru dan tanpa argumentasi untuk menghasilkan sesuatu secara lebih kreatif. Lebih parah lagi malah saling menyerang. 

"Kata-kata politik juga tidak ada yang baru, paling-paling saling memojokkan, cenderung ke black campaign, tidak ada visi spektakuler untuk membuat pembaruan, hanya mengulang-ulang yang lama-lama saja," kata Pater.

Pater menilai, hubungan mahasiswa dengan partai politik sudah mulai renggang. Jika demikian, maka yang harus dilakukan adalah mencari penyebabnya. Kemudian strategi apa yang perlu untuk mengakrabkan mahasiswa dengan partai politik.

Jawaban terhadap pertanyaan ini bukan berarti kampanye di kampus diperbolehkan. Justru yang harus diperhatikan, di kampus adalah proses penjelasan ilmiah mengenai partai politik. Terutama mengenai strategi-strategi parpol untuk menarik minat masyarakat. Terlebih kalangan muda, khususnya mahasiswa. 

Selain itu, kata Pater, sebaiknya partai politik yang masuk kampus bukan untuk berkampanye, melainkan menyampaikan usaha-usaha parpol mengatasi korupsi, misalnya.

Sponsored

“Partai politik harus memperlihatkan strategi dan pola yang sedang digunakan untuk membangun dan mengatasi korupsi,” katanya.

Sumber : Antara

Berita Lainnya
×
tekid