sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Targetkan pertumbuhan ekonomi 6,5%, Prabowo-Sandi berjualan mimpi

Hampir mustahil bisa naik pertumbuhan ekonomi bergerak di atas 5,5%. Pasalnya, tantangan global masih cukup berat.

Rakhmad Hidayatulloh Permana
Rakhmad Hidayatulloh Permana Rabu, 10 Apr 2019 11:48 WIB
Targetkan pertumbuhan ekonomi 6,5%, Prabowo-Sandi berjualan mimpi

Angka pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, sebesar 6,5% dalam jangka waktu dua tahun masa kepemimpinan dinilai mustahil terwujud. Pasalnya, kondisi perekonomian global saat ini masih memiliki tantangan yang cukup berat. 

“Hampir mustahil bisa naik di atas 5,5%. Tantangan global masih cukup berat. Trade war jadi beban kinerja net ekspor. Resesi Amerika Serikat dan Jepang akan menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira kepada Alinea.id di Jakarta pada Rabu, (10/4).

Tak hanya global, kata Bhima, faktor dalam negeri dinilai juga turut menghambat laju ekonomi, terutama dari sektor konsumsi. Menurut Bhima, karena konsumsi saat ini berada pada kondisi stagnan membuat sektor industri loyo. Pada sektor pertanian pun mengalami penurunan. 

“Karena kondisi yang tak menentu ini, untuk menembus target pertumbuhan ekonomi di angka 5,5% saja pada 2020 akan berat dan butuh kerja keras. Jadi capres 02 memang sedang berjualan mimpi,” ujarnya.

Sementara ekonom Universitas Indonesia, Rizal E Halim, menilai pertumbuhan ekonomi di atas 6% menjadi tantangan bagi masing masing pasangan capres-cawapres untuk melakukan sejumlah akselerasi guna percepatan pertumbuhan ekonomi.

"Pasangan capres-cawapres perlu memberikan paparan mengenai bagaimana melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi guna percepatan pertumbuhan di tengah periode bonus demografi," kata Rizal E. Halim.

Menurut dia, akselerasi pertumbuhan ekonomi ini penting karena akan mendorong transmisi pembangunan agar berjalan lebih cepat. Setidaknya Indonesia membutuhkan pertumbuhan di atas enam persen. 

Salah satu yang perlu menjadi catatan serius bagi Indonesia yakni bagaimana menstimulasi pasar domestik sehingga konsumsi domestik dapat ditingkatkan, mengingat sebagian besar pertumbuhan Indonesia disumbangkan oleh sektor ini.

Sponsored

Ia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun di kisaran lima persen belum cukup kuat mendorong akselerasi ekonomi nasional. Ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 5,02% pada 2014, 4,88% pada 2015, 5,02% pada 2016, 5,07% pada 2017, dan 5,17% pada 2018.

Potret pertumbuhan tersebut, kata dia, belum mencerminkan kinerja perekonomian terbaik buat Indonesia mengingat periode sebelumnya di kisaran enam persen. Pertumbuhan lima persen masih menahan sebagian besar kesempatan Indonesia untuk mempercepat berbagai program-program pembangunan daya saing.

Namun demikian, pertumbuhan ekonomi sebesar 5% lebih baik jika dibandingkan negara-negara yang bermasalah dengan perekonomiannya (suffering) seperti Argentina, Venezuela, Amerika Serikat atau Uni Eropa.

Di sisi lain pertumbuhan lima persen masih kalah jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang yang sedang berusaha bangkit seperti Vietnam, Filipina, Bangladesh, Rwanda dan lain lain. Kesemua negara ini tumbuh di atas 6%.

Berita Lainnya
×
tekid