sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Yang terjadi saat pendukung paslon Jokowi Ma'ruf nobar

Jawaban yang dilontarkan Jokowi memuaskan hati para pendukung pasangan calon.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Kamis, 17 Jan 2019 23:26 WIB
Yang terjadi saat pendukung paslon Jokowi Ma'ruf nobar

Jamak terjadi saat nonton bersama (nobar) tim pendukung pasangan calon (paslon) mengejek lawannya saat menyampaikan pendapatnya. Hal inilah yang terjadi saat nobar di markas pendukung paslon Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Rumah Aspirasi. 

Ejekan dan cibiran kerap dilontarkan pendukung paslon. Misalnya saja, ketika capres Prabowo Subianto menanggapi pertanyaan seputar Hak Asasi Manusia (HAM) terdengar ejekan 'Pelanggar HAM' yang diserukan salah seorang pendukung. 

Kalimat tersebut terdengar berulang sepanjang debat sesi kedua berlangsung.

Selain kata-kata tersebut, ada lagi ejekan 'hoaks' dan 'teori' berulang-ulang terdengar menanggapi pernyataan Prabowo. 

Makin semarak dengan atribut paslon seperti: bendera merah putih, bendera bergambar Jokowi-Ma'ruf dan kerincingan yang kerap digunakan sepanjang debat berlangsung menimbulkan bunyi. 

Sementara itu, setiap jawaban yang dilontarkan oleh pasangan Jokowi-Ma'ruf malam ini dalam debat capres, tampaknya berhasil memuaskan hati para pendukungnya di Rumah Aspirasi. 

Jokowi memang tampil cukup percaya diri pada malam ini. Tidak seperti debat capres 2014 lalu ketika menghadapi lawan yang sama, ia terlihat lebih luwes, intonasinya jelas, dan tenang, bahkan tidak segan untuk menyerang lagi. 

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristanto menanggapi pernyataan Prabowo soal chief of law yang blunder. Menurut Hasto, ini mencerminkan karakter dasarnya menjadi Presiden itu sebagai chief of law inforcement

Sponsored

“Pernyataan ini berbahaya. Presiden menentukan kebijakan politik hukum sebagai penjabaran fungsinya sebagai kepala pemerintahan. Presiden tidak boleh intervensi atas masalah hukum. Jadi apa yang disampaikan bahwa Presiden adalah Chief of Law Enforcement Officer adalah cermin bawah sadarnya untuk gunakan jabatan Presiden sebagai alat intervensi hukum,” pungkas Hasto.

Hasto juga merespons pernyataan Prabowo soal penanggulangan korupsi. Menurut Hasto, ketegasan retorik yang disampaikan Prabowo untuk menindak tegas kasus korupsi terasa tumpul dan tidak sesuai fakta yang ada. 

Apalagi merujuk dengan data yang disampaikan Jokowi kalau Gerindra tercatat sebagai partai dengan caleg paling banyak kasus korupsi. 

"Jadi upaya ketegasan tersebut ternyata tidak dapat diterapkan di Partainya sendiri,” tukas Hasto. 

Hasto kemudian mencoba membandingkan apa yang dilakukan oleh keluarga Prabowo dengan Jokowi. Menurutnya, Jokowi tidak pernah mau menggunakan kekuasaannya bahkan untuk anak-anaknya sekalipun. 

Jokowi mendorong anak-anaknya untuk berwirausaha, dan membangun budaya bekerja kerjas. Hal ini berbeda dengan anak-anak Soeharto yang menggunakan bapaknya untuk korupsi.

Berita Lainnya
×
tekid