sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Anggota DPR desak KPPU selidiki dugaan penimbunan kedelai

Tiga importir kuasai 66,3% kuota impor kedelai, KPPU diminta turun tangan.

Achmad Al Fiqri
Achmad Al Fiqri Kamis, 07 Jan 2021 08:52 WIB
Anggota DPR desak KPPU selidiki dugaan penimbunan kedelai

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Amin AK, mendesak Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk menyelidiki dugaan praktik ilegal importir kedelai dengan cara menimbun stok disaat pasokan kedelai di pasar global menipis.

Dia meminta KPPU dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersikap tegas jika terbukti pelaku impor melakuka praktik lancung dalam menjalankan usahanya. Desakan ini dilayangkan sekaligus merespon lonjakan harga kedelai di pasaran.

"Jika terbukti terjadi penimbunan stok, KPPU dan Kemendag mencabut izin impor perusahaan pelakunya," ujar Amin, dalam keterangannya, Kamis (7/1).

Amin menduga, praktik lancung para importir kedelai bisa saja terjadi mengingat hanya ada tiga importir yang menguasai 66,3% kuota impor kedelai. Sehingga, kata dia, para importir itu sangat berpeluang untuk mengontrol pasokan.

Untuk itu, dia meminta KPPU menyelidiki dugaan importir yang sengaja menahan pasokan kedelai. Politikus PKS ini juga mendesak pemerintah dapat segera menyusun solusi jangka pendek dan jangka panjang agar persoalan kedelai ini tuntas.

"Untuk jangka pendek, pemerintah harus segera mencari pasokan kedelai dari luar Amerika Serikat yang selama ini menjadi sumber terbesar pasokan kedelai di dalam negeri," tutur dia.

Sebanyak 95% lebih pasokan kedelai impor berasal dari AS. Persoalannya, jelas Amin, untuk periode 2020/2021 ini, kedelai AS sudah diborong China.

"Indonesia harus cari pemasok lain, karena panen kedelai lokal masih dua bulan lagi. Itupun jumlahnya sedikit," imbuh Amin.

Sponsored

Baginya, kenaikan harga kedelai akan berdampak pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sektor pangan seperti tempe dan tahu. Karena itu, dia merasa, Menteri Perdagangan dapat mencari solusi yang baik bagi para pelaku usaha tempe dan tahu.

"Ini tantangan bagi Menteri Perdagangan yang baru, M Luthfi untuk mengatasi pasokan kedelai dengan mencari sumber-sumber baru dari negara di luar AS," ujar Amin.

Untuk diketahui, tren kenaikan harga kedelai di pasar global sudah muncul sejak Agustus tahun lalu. Berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), per 10 Desember 2020, China telah membeli 58% kedelai dari Amerika Serikat untuk 2020-2021.

Penambahan pasokan kedelai dilakukan China guna memenuhi kebutuhan pakan babi pascapeternakan pulih dari wabah flu babi.  Sementara, data S&P Global Platts Analytics menyebutkan, terjadi lonjakan permintaan ekspor kedelai AS yang diperkirakan meningkat 31% (year-on-year) menjadi 59,87 juta metrik ton.

Hal itu memicu kenaikan harga kedelai di pasar global, di mana rata-rata harga kedelai pada Desember 2020 mencapai US$ 461 per ton, atau naik sebesar 6% dari harga November. Sedangkan rata-rata harga kedelai Amerika pada September 2020-Agustus 2021 sekitar US$ 10 per bushel, atau naik 17% (year-on-year).

Berita Lainnya
×
tekid